tirto.id - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menganggap biasa aksi cium tangan yang dilakukan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara buka puasa bersama di kediaman pengusaha Chairul Tanjung (CT), Sabtu (2/6/2018).
Menurut Syarief, tindakan Gatot kepada SBY mencerminkan hubungan emosional antara kedua tokoh itu. SBY dan Gatot disebut memiliki ikatan emosional sebagai eks anggota TNI.
"Karena bagaimanapun juga Pak Gatot ini pernah dibina oleh Pak SBY. Pak Gatot jadi KASAD (Kepala Staf TNI Angkatan Darat) di eranya pak SBY (jadi Presiden). Kemudian, di TNI itu ikatan moralnya sangat kuat antara junior dan senior," ujar Syarief di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (4/6/2018).
Cium tangan yang dilakukan Gatot kepada SBY diketahui usai munculnya foto kegiatan itu usai acara buka bersama di kediaman CT. Dalam foto yang beredar, Gatot terlihat mencium tangan SBY. Presiden keenam itu terlihat mengayunkan sebelah tangannya ke bahu Gatot saat ciuman dilayangkan.
Syarief meminta publik tak mengartikan berlebih aksi cium tangan Gatot kepada SBY dengan gerakan politik menjelang pemilu 2019. Menurutnya, hingga kini Demokrat belum memulai lagi pembahasan koalisi dan pemberian dukungan di pemilu 2019.
"Kami belum bahas soal koalisi. Siapa capres dan cawapresnya [yang diusung Demokrat] Insya Allah setelah Pilkada lah," ujar Syarief.
Anggota Komisi I DPR RI itu berkata, selama menjadi Panglima TNI Gatot sudah bekerja dengan bagus. Akan tetapi, menurutnya prestasi itu tak menjadi satu-satunya faktor penentu pemberian dukungan Demokrat terhadap Gatot.
Syarief juga menyebut Demokrat masih percaya bisa membentuk poros ketiga di Pemilu 2019. Ia menyebut pembicaraan intens soal poros ketiga dan koalisi di pemilu akan segera dilakukan.
"Poros ketiga terbentuk menyangkut masalah Presidential Threshold. Kami lihat saja nanti koalisi yang terbentuk bagaimana, yang sebelah kiri berapa partai dan sebelah kanan berapa partai. Kalau dari dari jumlah itu bisa kemungkinan ada tiga poros, akan terjadi tiga poros," katanya.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo