tirto.id -
Calon legislatif Partai Berkarya Badarudin Andi Picunang menyebut bahwa partainya memperbolehkan para caleg untuk tak mengampanyekan paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga di daerah.
Kebijakan itu diambil agar masing-masing caleg di daerah untuk beradaptasi dengan basis massanya. Jika basis massa tersebut lebih condong ke paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, maka mereka tak perlu mengampanyekan Prabowo-Sandiaga di daerah.
"Karena fokus kita memang memenangkan pemilihan legislatif dan masuk ramai-ramai ke Senayan," ucap Andi saat dihubungi Tirto, Sabtu (9/3/2019).
Sebagai partai baru, kata Andi, Berkarya sadar bahwa tantangan di Pileg 2019 cukup berat terutama dalam hal konsistensi mendukung capres-cawapres yang diusung Berkarya yakni Prabowo-Sandiaga.
Sebab tak semua basis pemilih di daerah merupakan para pendukung paslon yang diusung Berkarya. Hal ini juga sejalan dengan survei yang dirilis Indikator Politik Indonesia pada akhir Januari lalu.
Hasil sigi itu menunjukkan bahwa pemilih partai politik pengusung nomor urut 02 tak seluruhnya memilih pasangan Prabowo-Sandiaga. Fenomena terbelahnya pendukung parpol ini disebut sebagai split-ticket voting, yaitu pilihan elite partai yang tidak sejalan dengan keinginan basis massa mereka.
"Tujuan kita kan memenangkan Pileg, kalau mendukung capres-cawapres itu hanya sampingan untuk meramaikan Pilpres 2019 ini," imbuhnya.
Kendati demikian, ia mengklaim bahwa partainya telah berada pada posisi 6 besar dari 16 Partai yang bertarung dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) di Sulawesi Selatan.
Ia menyampaikan bahwa kondisi tersebut tergambar dari hasil survei internal yang dilakukan tim-nya di Berkarya. Andi sendiri merupakan caleg nomor 1 Berkarya yang bertarung di wilayah III di Sulawesi Selatan.
"Kalau hasil survei internal kita di dapil situ kita sudah masuk 6 besar dari 16 partai-partai. Berarti kinerja teman-teman di dapil ini, alhamdulillah sudah baik, nah ini mudah-mudah bisa direplikasi oleh teman-teman di daerah lain," ujarnya.
Hal survei tersebut, menurutnya, juga membuktikan bahwa selama ini sosok Soeharto dengan tetralogi pembangunannya di era Orde Baru masih dirindukan masyarakat.
Kampanye-kampanye dengan pemeo "Penak Jamanku" yang banyak ditemui di berbagai daerah juga dinilai efektif mengerek elektabilitas partai besutan Tommy Soeharto tersebut.
"Di sini masih banyak masyarakat yang jadi saksi hidup dan merasakan bagaimana pembangunan di era Soeharto dulu. Karena kan kita Partai yang masih mengedepankan trilogi pembangunan itu di mana stabilitas keamanan, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan segala bidang," pungkas Andi.
Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana
tirto.id - Politik
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri