tirto.id - Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengakui belum banyak berkontribusi ke kota kelahirannya. Namun ia membanggakan selama 10 tahun terakhir merinstis usaha sendiri dengan jualan martabak hingga membuka jasa boga.
"Saya kan memulai usaha dari 23 tahun. Orang tahunya, saya jualan martabak. Saya punya bisnis-bisnis lain. Pegawai banyak sekali," kata dia menjawab pertanyaan rivalnya Bagyo Wahyono dalam debat Pilkada Solo, Jumat (6/11/2020).
Dalam debat, Bagyo bertanya mengenai jargon kampanye Gibran banyak menyinggung soal milenial. Gibran juga dianggap milenial dan ditanya apa kontribusinya ke Kota Solo.
Putra tertua Presiden Joko Widodo ini menyatakan, kontribusi ke depan akan lebih baik lagi bila terpilih sebagai wali kota Solo.
"[Saya masuk politik] tujuannya biar bisa bermanfaat untuk orang lebih banyak," ungkap dia.
Ke depan bila terpilih, Gibran berencana memfasilitasi milenial dengan program 'creative hub'. Di antaranya melatih kemampuan wirausaha seperti sablon kaos dan cara pemasaraannya.
Hal ini sejalan dengan pengalaman wisausahanya dalam sebuah 'akademi Instagram' tempat memunculkan bakat dan minat usaha dari akun media sosial dan telepon genggam.
Jawaban Gibran dianggap tak sesuai oleh Bagyo. Ia menyebut, milenial seharusnya tetap menjaga adat istiadat orang Jawa dengan sopan santun yang dimiliki.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surakarta menggelar satu dari dua putaran di The Sunan Hotel Solo yang menampilkan paslon Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Suparjo.
Gibran-Teguh merupakan calon yang diusung partai politik, sedangkan Bajo calon independen. Keduanya memperebutkan 421.301 pemilih Kota Solo pada 9 Desember mendatang.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali