tirto.id - Debat perdana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2024 rampung digelar Jumat (18/10/2024). Dalam Debat Pilkada Jawa Timur itu menjadi tempat bertarungnya tiga calon gubernur (cagub) perempuan.
Perlu diketahui, ketiga paslon Pilkada Jawa Timur 2024 adalah Calon Gubernur-Wakil Gubernur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, Calon Gubernur-Wakil Gubernur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, dan Calon Gubernur-Wakil Gubernur nomor urut, 3 Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta.
Pada debat segmen pertama, tiga paslon Pilkada Jawa Timur 2024 memaparkan visi-misi masing-masing. Paslon nomor urut 1 yang diwakili Luluk sempat menyentil Khofifah dan Risma.
Menurut Luluk, Khofifah dan Risma sama-sama pernah menjabat di Jawa Timur. Khofifah menjabat Gubernur Jawa Timur, sedangkan Risma menjabat Wali Kota Surabaya. Akan tetapi, kinerja keduanya dinilai tidak berhasil mengentaskan kemiskinan di Jawa Timur.
"Jawa Timur sebagaimana kita rasakan dan kita ketahui, bahwa jumlah penduduk miskin di Jawa Timur tertinggi di indonesia. Satu juta pengangguran, UMKM 9,6 juta, tapi 1,5 juta [UMKM] yang baru memiliki NIB," sebut Luluk.
"Anak-anak lulusan SMK yang seharusnya siap kerja, ternyata mereka menjadi penyumbang pengangguran terbuka terbesar yang ada di Jawa Timur," lanjut dia.
Oleh karena itu, Luluk berjanji memperluas lapangan pekerjaan. Selain itu, ia berjanji menurunkan harga pupuk dan harga sembako. Di satu sisi, pendidikan dan kesehatan akan digratiskan.
Sementara itu, Khofifah memamerkan sejumlah prestasinya selama menjabat Gubernur Jawa Timur. Menurut Khofifah, sejumlah indeks ekonomi maupun sosial meningkat selama dia menjabat Gubernur Jawa Timur.
"Pertumbuhan kita inklusif karena pengangguran terbuka di Jawa Timur lebih rendah daripada pengangguran di Indonesia," ucap dia.
Khofifah menilai, Jawa Timur siap menjadi gerbang pertumbuhan ekonomi-sosial Indonesia dengan capaian lima tahun terakhir. Menurut dia, capaian tersebut dapat terjadi karena dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di satu sisi, Khofifah mengaku visi-misinya di Jawa Timur sejalan dengan visi-misi presiden-wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
"Seiring dengan visi Indonesia Emas, maka Khofifah-Emil Insya Allah akan membawa Jawa Timur makin berkemajuan, makin makmur, adil, juara, dan unggul. Jawa Timur maju berprestasi," sebut dia.
Dalam debat, Risma-Zahrul mengusung visi "Jawa Timur Resik" yang berfokus pada birokrasi pemerintahan yang bersih dan berintegritas, serta kesejahteraan masyarakat yang merata.
Politisi PDIP itu menekankan pentingnya pemerintahan yang adil tanpa diskriminasi dan ekonomi kerakyatan yang inklusif. Mereka juga ingin memperkuat moral dan etika dalam kehidupan sosial, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan.
"Jika kita semua bersih, maka Insya Allah semua pelaksanaan pembangunan akan berjalan efisien dan efektif," ujar Risma.
Dalam misi mereka, Risma menekankan pentingnya reformasi birokrasi, peningkatan infrastruktur, dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan untuk mengentaskan kemiskinan di Jawa Timur.
Menyoal kesehatan
Saat debat, Luluk mendapatkan pertanyaan soal cara menekan angka pasien penyakit berat serta cara menekan peningkatan kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU). Menurut Luluk, langkah yang paling penting dalam program kesehatan adalah pencegahan.
Oleh karena itu, masyarakat dinilai harus menerapkan pola hidup sehat. Di satu sisi, skrining kesehatan seharusnya dipermudah oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur yang sebelumnya dipimpin Khofifah-Emil.
Sejalan dengan kemudahan skrining kesehatan, Luluk menilai puskesmas se-Jawa Timur seharusnya dilengkapi fasilitas skrining untuk mendeteksi penyakit berat.
"Oleh karena itu, Pemprov Jawa Timur harus punya tekad bahwa ini harus di-address melalui kebijakan anggaran. Pelatihan kepada tenaga medis sehingga mereka bisa memberikan tindakan tepat, termasuk di RS pemerintah," tutur Luluk.
"Agar pelayanan kesehatan terkait penyakit jantung, kanker, diselesaikan dengan baik. Kami akan memberikan beasiswa afirmasi agar di daerah, Madura, terpencil, kita lebih banyak lagi menghasilkan dokter spesialis," lanjut dia.
Menanggapi pernyataan Luluk, Khofifah mengaku Pemprov Jawa Timur (Jatim) di era pemerintahannya telah mengirimkan perawat ke semua desa di Jawa Timur. Kemudian, Pemprov Jatim saat dia pimpin juga meluncurkan aplikasi pendeteksi dini kesehatan masyarakat bersama E-Desi.
Di satu sisi, Khofifah juga mengeklaim telah mengembangkan pusat pelayanan kesehatan untuk penyakit berat. Misalnya, pusat penyakit stroke di RS tipe A naungan Pemprov Jawa Timur.
"Kemudian jantung center, ini baru. Kemudian onkologi center, bahkan mas Emil di Trenggalek menyiapkan stroke center. Upaya-upaya promotif dan rehabilitatif Insya Allah kami sudah menyiapkan, tetapi kita tentu berharap masyarakat Jawa Timur sehat," ucapnya yang kemudian dipotong pembawa acara karena waktu menanggapi Luluk habis.
Sama seperti Khofifah, Risma juga kehabisan waktu saat menanggapi Luluk. Risma semula berjanji memberikan akses kesehatan kepada masyarakat se-Jawa Timur. Kemudian, Risma berjanji memberikan tempat rujukan penyakit jantung, otak, dan kanker di Badan Koordinator Wilayah (Bakorwil).
Melalui pemberian tempat rujukan itu, dokter spesialis akan ditempatkan secara bergantian di lima Bakorwil di Jawa Timur.
"Ketiga, kami akan memberikan beasiswa untuk para dokter yang akan, karena dari data yang ada, dokter untuk spesialis jantung, dan stroke, itu sangat kurang. Karena itu, kami akan memberikan beasiswa untuk para dokter yang akan mendapatkan pendidikan spesialis dan mereka akan mau tinggal di bakorwil-bakorwil tadi," urai Risma.
Saat hendak memaparkan janji lain, Risma kehabisan waktu. Eks Wali Kota Surabaya ini hanya sempat menyebutkan bahwa dia berjanji membangun tempat di sebuah daerah.
"Kemudian, yang ketiga adalah memberikan tempat untuk pembangunan di daerah yang...," kata Risma yang kemudian disetop pembawa acara karena kehabisan waktu menanggapi pernyataan Luluk.
Belum cukup menyentil Khofifah satu kali, Luluk kembali menyerang eks Gubernur Jawa Timur itu kembali. Menurut Luluk, Khofifah seharusnya bisa menekan angka kematian akibat penyakit jantung, stroke, dan sejenisnya.
"Karena ibu sudah gubernur lima tahun ke belakang, seharusnya angka resiko dan kematian dari KJSU ini tidak terjadi kalau ibu benar-benar serius menangani kasus ini," ucap dia.
"Saya punya pengalaman sendiri, ibu saya, almarhumah kena stroke, dan saya tahu persis kebutuhan masyarakat. Maka penting adanya dokter spesialis yang kita tempatkan di berbagai RS pemerintah khususnya yang jauh dari kota," lanjut Luluk.
Closing statement
Dalam segmen terakhir, bersama cawagubnya, Risma berjanji akan membuat program yang menyejahterakan rakyat. Ia akan membuat program yang mengubah Jawa Timur menjadi lebih baik.
"Kami, saya dan Gus Hans (Zahrul), akan hadir di antara bapak ibu sekalian, penjenengan semuanya, untuk bersinergi, bekerja bersama, denga para kepala daerah, dengan terobosan, perubahan yang lebih baik, melalui resik-resik Jawa Timur," tutur dia.
Sementara itu, Lukman berjanji kepemimpinannya dengan Luluk akan selalu hadir bersama masyarakat. Ia juga berjanji menghadirkan program yang menyelesaikan masalah warga.
"Kami ingin memastikan bahwa kepemimpinan ke depan loman, dermawan kepada masyarakat sulit, hadir di saat membutuhkan, sekaligus solutif bagi setiap problem Jawa Timur," sebutnya.
Terakhir, Emil meyakini debat perdana ini membuka mata masyarakat bahwa Jawa Timur memiliki berbagai peluang untuk memajukan warganya.
"Indeks pembangunan manusia di Jawa Timur hasil peningkatan pendidikan, kesehatan dan pendapatan, kini berada di atas rata-rata nasional. Kemiskinan ekstrem yang tadinya lebih tinggi dari nasional, kini berada di angka yang hampir nol persen. Ini adalah ketangguhan segenap masyarakat Jawa Timur. Karena itu mari kita optimis, yakin, terang benderang, segala langkah yang merupakan upaya seluruh pihak bisa mengantarkan kita ke sana," urai Emil.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher