Menuju konten utama

Dasco: Warga Tangsel Meninggal Tak Hanya karena Antre Gas LPG

Dasco pun mengirim tim untuk mendatangi keluarga korban karena masih wilayah dapilnya sebagai legislator.

Dasco: Warga Tangsel Meninggal Tak Hanya karena Antre Gas LPG
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di Gedung Nusantara I, Komplek DPR/MPR RI, Senin (20/1/2025). Tirto.id/M. Irfan Al Amin

tirto.id - Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, menyebutkan faktor meninggalnya warga di Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, tidak sepenuhnya akibat mengantre gas elpiji tiga kilogram (kg). Ia menilai ada faktor lain yang membuat warga bernama Yonih (62) meninggal dunia.

"Kita juga sudah beri tahu [soal warga meninggal saat mengantre gas elpiji tiga kilogram], tapi kan sebab-musababnya bukan hanya karena mengantre itu," ucapnya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2025).

Dasco memberi atensi kematian warga Tangsel itu karena masuk wilayah daerah pemilihannya. Ia pun telah mengirim tim untuk mendatangi langsung keluarga korban.

"Kebetulan di Pamulang, di dapil saya, jadi kita sudah kirim tim juga untuk datang dan malam ini ada pengajian di situ," ujar dia.

Sebelumnya, seorang warga Pamulang, Yonih (62), dilaporkan meninggal dunia karena kelelahan usai mengantre membeli tabung gas LPG subsidi 3 kg, Senin (3/2/2025). Informasi tersebut disampaikan Ketua RT 001, Pamulang Barat, Saeful.

"Almarhumah antre gas di salah satu toko penjual gas 3 kg yang tidak jauh dari lokasi rumahnya. Perkiraan 500 meter dari rumahnya, kecapekan sepertinya," ucap Saeful di Tangsel, Senin (3/2/2025) sebagaimana dikutip Antara.

Yonih ikut mengantre di pangkalan tabung gas LPG yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya. la berangkat pukul 10.00 WIB.

“Jadi almarhumah ini sudah membawa dua tabung gas 3 kg dan hendak pulang. Nggak jauh dari toko, almarhumah tiba-tiba istirahat karena kelelahan di depan toko laundry dan langsung pucat mukanya. Warga yang mengenal almarhumah, kemudian menelepon keluarganya untuk dijemput," jelasnya.

Yonih pun langsung dibawa ke rumah sakit begitu diketahui memerlukan penangan medis. Akan tetapi, perempuan yang sehari-hari membuka warung makan itu meninggal dunia sebelum dibawa ke RS.

"Almarhumah kesehariannya membuka warung makanan, seperti nasi uduk dan lainnya. Almarhumah memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Sudah dimakamkan," kata dia.

Baca juga artikel terkait KELANGKAAN ELPIJI atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Politik
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher