tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perkonomian Darmin Nasution menargetkan penurunan defisit transaksi berjalan (CAD) sepanjang 2018 di bawah 3 persen hingga akhir tahun ini. Menurutnya, hal tersebut bisa dicapai setelah paket kebijakan ekonomi pemerintah jilid XVI sudah berjalan normal.
"Perjuangan kita sekarang ini adalah bagaimana supaya transaksi berjalannya itu selesai persoalannya. Bagaimana itu selesainya, Defisitnya mengecil syukur-syukur habis," ujarnya di acara diskusi bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/11/2018).
Paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mencakup tiga hal yakni perluasan tax holiday, relaksasi sejumlah bidang usaha dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) serta insentif bagi devisa hasil ekspor (DHE) ekspor Sumber Daya Alam.
Darmin menjelaskan, kebijakan tersebut memang tidak bisa langsung menekan laju pelebaran CAD. Namun, dalam jangka pendek, kebijakan-kebijakan itu diharapkan mampu membuat para pemilik modal membawa dananya masuk ke Indonesia.
"Jangka pendeknya adalah, dengan kebijakan itu kita mengharapkan dikombinasikan dengan kebijakan BI (menaikkan suku bunga acuan), dapat memberikan kepercayaan pada pemilik dana untuk dia masuk ke kita," imbuhnya.
Jika insentif DHE mendorong banyak perusahaan menaruh dananya di akun bank di Indonesia, misalnya, maka pasokan dolar pemerintah akan semakin bertambah dan bisa membantu stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Dengan demikian, cadangan devisa Indonesia juga tidak terkuras, bahkan bisa bertambah jika DHE tersebut ditukarkan ke rupiah. "Kita ingin menambah pasokan dolar di dalam ekonomi kita. Yang memang kita sedang perlu," imbuhnya.
Dalam jangka panjang, kata Darmin, barulah investasi dan aliran modal asing di Indonesia tersebut diharapkan bisa menimbulkan geliat ekspor di Indonesia. "Apa tidak ada lagi paket kebijakan? Ada. Tapi nanti waktunya ada sendiri," ungkap Darmin.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto