tirto.id - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Dharma Jaya tak bisa lagi membeli daging ayam untuk subsidi pangan masyarakat. Hal itu lantaran dana Public Service Obligation (PSO) yang diberikan Pemprov DKI belum cair sejak November 2017.
Dirut PD Dharma Jaya, Marina Ratna Dwi Kusumawati mengatakan bahwa reimburse pembelian daging ayam juga belum cair sejak Desember lalu.
Lantaran itu, sembilan pemasok daging yang terdiri dari 5 rumah potong dan 4 penjual, menghentikan pengiriman suplai untuk Dharma Jaya. Padahal, daging subsidi dari PD Dharma Jaya akan disalurkan untuk penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP).
"[Kalau seperti ini] Masuk akal nggak? Saya cuma tanya masuk akal nggak? Kalau saya yang salah, oke saya akuin saya salah. Tapi pertanyaan saya ini masuk akal nggak begini? Saya kalau mau dijatuhkan bukan dengan cara begini. Ini kan pasar terus-terusan minta ayam," ungkapnya saat dihubungi, Kamis (15/3/2018).
Terhambatnya suplai pangan subsidi itu bermula sejak Gubernur-wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno menghentikan penyertaan modal daerah (PMD) ke beberapa BUMD, termasuk Dharma Jaya.
Tanpa PMD, Dharma Jaya harus mengandalkan dana PSO sebesar Rp41 miliar untuk membeli kebutuhan pangan bagi 700.000 warga DKI yang disubsidi. Selain membeli daging, PSO itu juga dibutuhkan untuk melunasi utang-utang ke pemasok ayam yang dibeli pada bulan-bulan sebelumnya.
Sandiaga Uno mengaku telah membantu Marina agar dana tersebut bisa segera dicairkan oleh Dinas Ketahan Pangan, Kelautan dan Perikanan (DKPKP). Sebelum meninggalkan Balai Kota tadi malam (14/3/2018) Sandiaga bercerita, "Bu Marina nangis-nangis ke saya 'belum turun uangnya', terus saya bilang saya bantu, sabar bu."
Oleh sebab itu, kata Sandiaga, dirinya berjanji akan segera berkoordinasi dengan Dinas KPKP agar PSO itu bisa dicarikan.
"Saya nanti akan dorong supaya lebih cepat, saya minta Bu Marina sampaikan dan koordinasikan dengan para supplier, para vendor kita lagi proses, kita akan selesaikan," imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora