Menuju konten utama

Dampak Penarikan Pasukan AS dari Suriah

AS segera menarik 2.000 pasukannya dari Suriah.

Dampak Penarikan Pasukan AS dari Suriah
Bendera Suriah. ANTARA FOTO/REUTERS/Alkis Konstantinidis

tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan untuk menarik pasukan AS dari Suriah. Hal ini dikutuk oleh Pasukan Kurdi karena berpotensi memicu kebangkitan kelompok teror.

Penarikan pasukan AS ini diumumkan ketika Turki bersiap mengirim militernya ke Suriah untuk menumpas militan Kurdi yang dilindungi Amerika sebab dianggap mengganggu keamanan negara.

Dilansir dari The Guardian, Donald Trump mengatakan pada Pentagon untuk menarik 2.000 pasukannya sesegara mungkin dalam waktu kurang dari 100 hari.

Pejabat Washington juga meminta lebih banyak waktu untuk menyelesaikan kekuatan kontra-teroris yang tersisa.

Trump berpendapat bahwa ISIS telah dikalahkan. Penarikan pasukan tersebut untuk menyelamatkan nyawa dan dolar tentara AS.

Trump berkonflik dengan Lindsey Graham, politikus separtainya di Partai Republik yang mengkritik sengit usulan Trump tersebut.

“Saatnya untuk fokus pada negara kita dan membawa pemuda kita kembali ke rumah di mana mereka berada!" ujar Trump lewat Twitternya.

Kamis kemarin, Reuters juga melaporkan pemerintahan Trump berencana mempersingkat perang udara melawan ISIS di Suriah. Meskipun keputusan akhirnya belum dibuat secara pasti.

Pasukan Demokrat Suriah (Syrian Democratic Force/SDF) berpendapat penarikan itu akan memiliki implikasi yang berbahaya bagi stabilitas internasional.

SDF dan YPG yang menjadi rekan Kurdi (mereka dibiayai AS untuk menumpas ISIS) menganggap langkah Trump ini sebagai pengkhianatan secara terang-terangan.

Bagi mereka perang melawan ISIS belum berakhir. Inggris dan Perancis yang juga menjadi sekutu AS dan memiliki pasukan khusus mereka di Suriah utara tidak sepakat jika ISIS telah dikalahkan.

Pada bulan Agustus ini, Pentagon menilai ada sekitar 14.500 pejuang ISIS yang masih berada di Suriah.

Setiap penarikan akan menciptakan kekosongan politik dan militer di daerah itu. Dampak lainnya kerusakan pada gerakan Kurdi.

Penarikan itu berpotensi memberi ruang bagi ISIS untuk berkumpul kembali. Padahal ISIS telah kehilangan hampir seluruh wilayah yang pernah dikuasai.

Perintah penarikan pasukan AS dari Suriah tersebut membuat Pentagon dan pejabat departemen kerepotan. Sebab telah ada kemitraan yang berkelanjutan dengan SDF.

Keputusan ini meninggalkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab salah satunya bagaimana sekutu dan mitra AS akan mengisi kekosongan.

Langkah Trump ini akan memperkuat tangan Rusia dan Iran yang mendukung Presiden Suriah Bashar al Assad. Presiden Rusia Vladimir Putin yang pada tahun 2015 melakukan intervensii militer dalam perang Suriah menyambut baik langkah AS tersebut.

"Jika AS membuat keputusan itu maka itu adalah keputusan yang tepat," kata Putin pada konferensi pers yang disiarkan secara nasional pada hari Kamis, seperti dikutip dari The Guardian.

Putin yang mendukung rezim Assad menyatakan penempatan pasukan AS di Suriah adalah ilegal. Sebab pasukan tersebut tidak setuju dengan pemerintah Assad.

Baca juga artikel terkait SURIAH atau tulisan lainnya dari Isma Swastiningrum

tirto.id - Politik
Reporter: Isma Swastiningrum
Penulis: Isma Swastiningrum
Editor: Yantina Debora