Menuju konten utama
Gempa Cianjur

Dampak Gempa Cianjur: 53.408 Rumah hingga 540 Sekolah Rusak

Sebanyak 12.956 rumah rusak berat, 15.196 rusak sedang, serta 25.256 unit rumah rusak ringan dengan total pengungsi 114.683 jiwa.

Dampak Gempa Cianjur: 53.408 Rumah hingga 540 Sekolah Rusak
Warga melihat rumah yang rusak akibat terdampak gempa di Sukamulya, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (27/11/2022). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/tom.

tirto.id - Asisten Daerah (Asda) I Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur Arief Purnawan menyampaikan bahwa sampai hari ini, 7 Desember 2022 pukul 15.00 Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) ada 53.408 rumah rusak akibat gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Jabar).

“Kerugian materiel, total rumah rusak tervalidasi sementara sampai dengan Rabu, 7 Desember tahun 2022 pukul 3 (WIB) berjumlah 53.408 unit,” ujar dia via Zoom dalam konferensi pers daring bertajuk “Update Perkembangan Penanganan Gempa Bumi di Kabupaten Cianjur”, yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB Indonesia pada Rabu (7/12/2022) sore.

Kemudian Arief mengatakan dari total rumah rusak tersebut, ada penambahan rumah rusak berat, rumah rusak sedang, dan rumah rusak ringan. Per kemarin, 6 Desember 2022 terdapat 11.116 rumah rusak berat, menjadi 12.956 unit pada hari ini, rumah rusak sedang dari 13.706 menjadi 15.196 unit, serta rumah rusak ringan dari 22.947 menjadi 25.256 unit.

Selain rumah rusak akibat gempa bumi di Cianjur, Arief pun menyebut infrastruktur juga mengalami kerusakan. Antara lain 540 fasilitas pendidikan atau sekolah yang telah diverifikasi, 272 tempat ibadah, 18 fasilitas kesehatan (faskes), dan 18 gedung atau kantor.

“Kecamatan terdampak, masih 16 kecamatan,” sambung Arief.

Keenambelas kecamatan itu terdiri dari 169 desa. Keenambelas kecamatan tersebut yakni Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Warung Kondang, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Gekbrong, Kecamatan Cugenang, Kecmatan Cibeber, Kecamatan Sukaluyu, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Pacet, Kecamatan Bojong Picung, Kecamatan Cikalong Kulon, Kecamatan Mande, Kecamatan Cipanas, Kecamatan Haurwangi, dan Kecamatan Ciranjang.

Sementara itu, Arief menuturkan bahwa sampai hari ini tidak ada penambahan korban meninggal dunia, korban luka, dan nihil temuan korban hilang akibat gempa di Cianjur. Sehingga totalnya masih sama seperti kemarin, yaitu sebanyak 334 meninggal, 593 luka berat dan 44 di antaranya masih dirawat di rumah sakit (RS) wilayah Cianjur, serta delapan masih dalam pencarian.

Dia pun menyebut pencarian masif telah dihentikan sejak kemarin. Namun Tim SAR (search and rescue/pencarian dan penyelamatan) masih tetap menyiagakan timnya hingga berakhir masa tanggap darurat yakni pada 20 Desember 2022 mendatang.

“Hanya saja metode pencariannya yang berubah, tidak semasif seperti apa yang dilakukan pada saat masih keadaan diberlakukan,” ucap Arief.

Lanjut dia, berdasar survei yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Republik Indonesia, serta United Nations Fund for Population Activities (UNFPA), hingga hari ini pukul 15.00 WIB terdapat 494 titik pengungsian dengan 375 titik terpusat dan 119 mandiri. Di mana jumlah kepala keluarga (KK) di survei adalah sebanyak 41.166 KK dan jumlah total pengungsi di survei 114.683 jiwa.

“Pengungsi laki-laki sebesar 54.781 jiwa, pengungsi perempuan sebanyak 59.902. Penyandang disabilitas sebanyak 147 jiwa, ibu hamil 1.640 jiwa, dan lansia (lanjut usia) sebanyak 7.453 jiwa,” beber Arief.

Baca juga artikel terkait GEMPA CIANJUR atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri