tirto.id - Sejumlah penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dibatalkan akibat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam keterangannya pada Rabu (13/11/2024), General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, pembatalan dilakukan kepada 34 penerbangan domestik dan internasional setelah Gunung Lewotobi kembali erupsi pada Selasa (12/11/2024).
Rinciannya, terdapat 12 penerbangan domestik (7 keberangkatan dan 5 kedatangan) dan 22 penerbangan internasional (12 keberangkatan dan 10 kedatangan) yang terdampak atau dibatalkan. Jumlah ini meningkat dari tanggal 4 hingga 8 November 2024 yang mencatatkan pembatalan terhadap 30 keberangkatan dan 16 kedatangan domestik akibat abu vulkanik.
Penerbangan domestik yang dibatalkan meliputi rute dari dan ke Tambolaka (NTT), Labuan Bajo (NTT), dan Jakarta. Sementara itu, penerbangan internasional yang batal adalah dari dan ke Singapura, Perth (Australia), Darwin (Australia), Sydney (Australia), Melbourne (Australia), Brisbane (Australia), Kuala Lumpur (Malaysia), Doha (Qatar), Delhi (India), Bengaluru (India), Incheon (Korea), Shanghai (Cina), dan Hongkong.
Dari daftar penerbangan, maskapai yang melayani rute-rute terdampak meliputi Jetstar Airways, AirAsia, Virgin Australia, Qatar Airways, hingga Cathay Pacific.
Lebih lanjut, berdasarkan pantauan Tirto di lapangan, pembatalan sejumlah penerbangan masih akan berlanjut hingga petang, Rabu (13/11/2024).
“Atas peristiwa alam yang berdampak pada penerbangan ini, pihak maskapai memberikan pilihan kepada penumpang untuk pengembalian dana (refund), penjadwalan ulang (reschedule), atau pengaturan rute ulang (re-route). Untuk pelayanan bagi penumpang penerbangan terdampak, pihak bandara menyiapkan penempatan help desk di lantai 2 terminal internasional dan di terminal domestik disiapkan di area customer service maskapai,” ungkap Syaugi.
Meskipun demikian, pihak bandara dapat memastikan ruang udara di areal Bandara I Gusti Ngurah Rai tidak terdampak abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Aktivitas bandara masih berjalan normal setelah hasil papertest aerodrome observation dinyatakan negatif.
“Hal tersebut diperkuat dengan informasi dan prediksi arah abu vulkanik oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), airspace observation berdasarkan pantauan Perum LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia), serta pilot report (laporan pilot),” tambah Syaugi.
Sebagai langkah antisipasi, pihak bandara memiliki Airport Disaster Management Plan (ADMP) untuk menangani bandara saat terjadi situasi kedaruratan alam. Posko bersama di Airport Operation Control Centre (AOCC) juga telah difungsikan untuk memantau situasi terkini dengan pemangku kepentingan terkait.
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Abdul Aziz