tirto.id - Daftar perolehan medali negara-negara ASEAN di Olimpiade Paris 2024 dalam klasemen akhir pada Minggu (11/8) malam memastikan Filipina (2 emas, 2 perunggu) sebagai negara dengan peringkat terunggul. Sementara itu, Indonesia (2 emas, 1 perunggu) ada di posisi kedua di antara negara Asia Tenggara.
Sejarah baru mewarnai berakhirnya Olimpiade edisi XXXIII (ke-33) di Paris 2024 pada Minggu (11/8/2024) malam. Filipina untuk pertama kalinya dalam sejarah keikutsertaan mereka, mampu meraih 2 medali emas. Catatan itu sekaligus membuat Filipina mampu selalu memetik emas dalam 2 edisi beruntun. Sebelumnya, di Tokyo 2020 (2021), Filipina meraih 1 emas.
Prestasi terkini menjadi peningkatan besar bagi Filipina. Terlebih, negara tersebut sejatinya hanya mengumpulkan 3 emas sepanjang sejarahnya, yang artinya tercipta hanya dalam 2 edisi beruntun. Secara keseluruhan, di Olimpiade 2024, Filipina menempati posisi ke-37 dunia.
Tahun ini, total 2 emas Filipina seluruhnya disumbangkan atlet senam, Carlos Yulo. Caloy –sapaan Yulo– meraih emas itu di cabang olahraga (cabor) senam artistik untuk nomor vault dan floorexercise. Caloy melengkapi prestasinya usai menjadi juara dunia 2019 dan 2021 lalu, masing-masing di sektor floor dan vault.
Daftar Perolehan Medali ASEAN di Olimpiade 2024: Sejarah Baru
Indonesia juga menciptakan sejarah anyar di Olimpiade 2024. Pasalnya, perolehan 2 emas kali ini menjadi pertama bagi Merah Putih sejak terakhir Olimpiade Barcelona 1992 lalu. Butuh waktu 32 tahun bagi Indonesia untuk kembali mendapatkan sepasang emas. Sejarah unik lain, Merah Putih pertama kalinya meraih emas di luar cabor badminton.
Emas Indonesia di Olimpiade Paris tahun ini didulang dari cabor panjat tebing oleh Veddriq Leonardo (nomor speed putra). Cabor ini sekaligus jadi masa depan bagi Indonesia, lantaran panjat tebing baru 2 kali dipertandingkan di Olimpiade. Bahkan, nomor yang menyumbangkan emas bagi Merah Putih, yaitu speed, baru pertama kalinya dilombakan secara terpisah di edisi tahun ini.
Emas lain bagi Indonesia diraih dari cabor angkat besi, yakni oleh Rizki Juniansyah (nomor 73kg putra). Raihan ini sekaligus melanjutkan tradisi medali bagi cabor angkat besi untuk Indonesia. Cabor itu total telah menyumbang 16 medali, terbanyak ke-2 setelah bulutangkis (22).
Badminton Indonesia tahun ini gagal melanjutkan tradisi emasnya. Hanya 2 kali badminton gagal meraih emas sejak 1992 silam, yakni pada London 2012 dan Paris 2024. Meskipun demikian, cabor ini masih menyumbang 1 perunggu. Torehan itu diciptakan Gregoria Mariska Tunjung (nomor tunggal putri).
Indonesia mendapatkan kenaikan posisi lewat raihan 2 emas dan 1 perunggu. Di akhir klasemen Paris 2024, Merah Putih menghuni peringkat ke-39, atau naik dari sebelumnya di urutan 55 pada Tokyo 2020. Ini sekaligus jadi posisi tertinggi Indonesia sejak Olimpiade Barcelona 1992 saat finis di urutan 24.
Perkembangan lain turut dirasakan Thailand. Negara itu meraih 1 emas, 3 perak, dan 2 perunggu. Thailand di posisi ke-3 negara ASEAN, atau di urutan 44 klasemen perolehan medali dunia. Sebelum ini, Thailand menempati posisi 59 di Tokyo 2020 dengan 1 emas dan 1 perunggu.
Satu-satunya emas Thailand didapatkan Panipak Wongpattanakit di cabor taekwondo (nomor putri 49kg). Panipak sekaligus merupakan peraih medali emas di Tokyo 2020, juga untuk nomor yang sama.
Thailand sejatinya menjadi negara dengan perolehan medali terbanyak, yakni 6. Namun karena klasemen dihitung dari emas, kemudian perak, lantas perunggu, maka Thailand harus puas di posisi ke-3 ASEAN, di bawah Filipina (total 4 medali) dan Indonesia (total 3 medali).
Sementara itu, penurunan justru dialami Malaysia. Negeri jiran hanya mengumpulkan 2 perunggu, yang membuat mereka menempati posisi ke-4 ASEAN atau ke-80 dunia. Sebelum ini, di Tokyo 2020, Malaysia meraih 1 perak dan 1 perunggu. Malaysia sekaligus belum mampu memetik emas barang sekali saja sepanjang masa Olimpiade.
Di sisi lain, peningkatan tetap dialami Singapura meski hanya meraih 1 perunggu. Pasalnya, di Tokyo 2020 mereka tidak mendapatkan kepingan medali barang satu biji pun. Kini, di Paris 2024, Singapura di posisi ke-5 ASEAN serta 84 dunia.
Selebihnya kontingen lain di ASEAN gagal meraih medali, termasuk Vietnam, Myanmar, Laos, serta negara Asia Tenggara lain.
Berikut ini klasemen perolehan medali Olimpiade 2024 untuk negara-negara ASEAN.
Peringkat | Kontingen | Emas | Perak | Perunggu | Total |
37 | Filipina | 2 | 0 | 2 | 4 |
39 | Indonesia | 2 | 0 | 1 | 3 |
44 | Thailand | 1 | 3 | 2 | 6 |
80 | Malaysia | 0 | 0 | 2 | 2 |
84 | Singapura | 0 | 0 | 1 | 1 |
- | Brunei Darussalam | 0 | 0 | 0 | 0 |
- | Kamboja | 0 | 0 | 0 | 0 |
- | Timor Leste | 0 | 0 | 0 | 0 |
- | Laos | 0 | 0 | 0 | 0 |
- | Myanmar | 0 | 0 | 0 | 0 |
- | Vietnam | 0 | 0 | 0 | 0 |
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Fitra Firdaus