Menuju konten utama

Daftar Karya Yudhistira ANM, Ayah Iga Massardi yang Meninggal

Daftar karya sastrawan Yudhistira ANM yang wafat di usianya yang ke-70 tahun pada Selasa malam (2/4/2024) di RSUD Bekasi.

Daftar Karya Yudhistira ANM, Ayah Iga Massardi yang Meninggal
Yudhistira ANM. (Instagram/@igamassardi)

tirto.id - Sastrawan Indonesia sekaligus ayah dari personel Barasuara Iga Massardi, Yudhistira ANM Massardi, meninggal dunia di usianya yang ke-70 tahun pada Selasa, 2 April 2024 pukul 21.12 WIB di RSUD Bekasi.

Kabar duka tersebut juga dikonfirmasi oleh anak Yudhistira, Kafka Massardi, melalui akun sosial media miliknya. Saudara dari Yudhistira, Noorca Massardi, juga membagikan pesan singkat kepada awak media mengenai kepergian saudaranya.

"Innalilahi wainnailaihi raijun. Telah wafat Yudhistira ANM Massardi (Yudhistira Ardi Nugraha Mulyana bin Massardi) tanggal 02/04/24 pk 21.12 WIB di RSUD Bekasi. Menurut rencana, pemakaman sastrawan kelahiran Subang Jawa Barat berusia 70 tahun itu, akan dilakukan besok 3 April 2023 dari rumah duka Pondok Pekayon Indah BB 29/6 Kota Bekasi 17148 menuju ke pemakaman Bantar Gebang, Jl. Bantar Gebang Setu No.99, RT.001/RW.003, Padurenan, Kec. Mustika Jaya, Kota Bks, Jawa Barat 16340, Indonesia," tulis Noorca.

Selain itu, ucapan belasungkawa juga datang dari berbagai pihak salah satunya dari pengamat musik Adib Hidayat melalui akun X miliknya @AdibHidayat pada Selasa (2/4/2024) pukul 22.39 WIB.

“Duka cita mendalam atas berpulangnya sastrawan Yudhistira ANM Marssadi, ayah dari Iga Marssadi @BARASUARA pada usia 70 tahun. Semoga keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan,” tulisnya.

Iga Massardi, melalui akun Instagram miliknya @igamassardi pada Rabu, 3 Maret 2024, menuliskan pesan terakhir untuk sang ayah.

“Seperti syair yang kau tulis, kini kau hidup selamanya. Lewat kata-kata, dalam tiap pembacaannya, di hati kami semua. Beristirahatlah, Pa. Aku antar Papa sampai ke sana,” tulisnya.

Sebelum ayahnya berpulang ke sisi yang Maha Kuasa, Iga Maassardi, mengabarkan melalui akun Instagram miliknya pada 26 Maret 2024, bahwa ayahnya yang saat itu dirawat di Rumah Sakit sudah membaik dan akan segera pulang ke rumah.

“Alhamdulillah Bapak makin membaik, makasi doanya teman2. Insya Allah Pak @yudhistiramassardi_ minggu ini bisa pulang ke rumah. kalo mau nitip doa lagi masih boleh kah? Siapa tau berkenan. Makasi banyak yah,” tulis Iga.

Daftar Karya Yudhistira ANM

Yudhistira ANM yang memiliki nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi merupakan sastrawan kelahiran Subang, Jawa Barat pada 28 Februari 1954. Ia merupakan alumni dari SMA Taman Siswa, Yogyakarta.

Yudhistira ANM sudah melakoni dunia kepenulisan sejak tahun 70an. Ia pernah menjadi redaktrur di sejumlah majalah seperti Le Laki (1976-1978); Tempo (1979-1981); Jakarta Jakarta (1985-1987); Editor (1988), dan Gatra. Selama menjadi redaktur, dia juga aktif merilis sederet karya sastra seperti cerpen, novel, dan sajak.

Kiprahnya sebagai sastrawan tidak hanya dikembangkannya di Tanah Air tapi juga di luar negeri. Pada tahun 1981, dia pernah berpartisipasi dalam konferensi Pengarang Asia di Manila. Kemudian, pada 1983 Yudhistira menjadi peserta International Writing Program di Universtias Iowa, Amerika Serikat.

Selama karirnya sebagai sastrawan, Yudhisitira pernah meraih sejumlah penghargaan seperti Novel Bacaan Remaja terbaik tahun 1977 dari Yayasan Buku Utama untuk Novel Arjuna Mencari Cinta.

Kemudian, naskah dramanya Wot (1977) dan Ke (1978) meraih hadiah harapan dalam Syaembara Penulisan Naskah Drama DKJ. Penghargaan serupa juga didapatnya untuk Novel Mencoba Tidak Menyerah dalam Sayembara Mengarang Roman DKJ 1977.

Kepergian Yudhistira menyisakan kesedihan mendalam bagi orang terdekat. Namun, karyanya akan tetap abadi bagi penikmat sastra. Beberapa karyanya berupa cerpen antara lain adalah Penjarakan Aku Dalam Hatimu (1979); Forum BengKarung (1994); Wanita Dalam Imajinasi (1994); dan Wawancara dengan Rahwana (1982).

Kemudian, pada tahun 70an dan awal 80an Yudhistira aktif melahirkan karya berupa novel, seperti Arjuna Mencari Cinta (1977); Arjuna Mencari Cinta Part II (1980); Ding Dong (1978); Yudhistira Duda (1981); Arjuna Wiwahahaha (1984); Mencoba Tidak Menyerah (1979); Obladi-Oblada (1978).

Dia juga menulis sajak, dua judul sajak terkenal miliknya adalah Rudi Jalak Gugat (1982) dan Sajak Sikat Gigi (1983).

Tidak sampai di situ, sebagai seorang pujangga, Yudhistira juga kerap menulis lirik lagu untuk penyanyi kakak beradik Franky Sahilatua dan Jane Sahilatua, salah satu lagu terkenal Perjalanan atau Kereta Malam adalah karyanya bersama Franky.

Yudhistira juga tercatat pernah menulis buku tentang pendidikan berjudul Pendidikan Karakter dengan Metode Sentra (2012).

Baca juga artikel terkait KABAR DUKA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra