Menuju konten utama

Daftar Film Putri Marino Selain Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga

Putri Marino memulai karirnya sebagai pembawa acara program My Trip My Adventure di Trans TV sejak 2013.

Daftar Film Putri Marino Selain Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga
Putri Marino menerima penghargaan Pemeran Wanita Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2017 di Grand Kawanua International City, Manado (11/11/17). Instagram/@putrimarino

tirto.id - Film terbaru Putri Marino berjudul Cinta Pertama, Kedua & Ketiga akan segera tayang di bioskop.

Film ini berada dalam arahan sutradara dan penulis naskah Gina S. Noer. Sampai saat ini, belum ada informasi terkait detail tanggal rilis serta sinopsis film.

Selain bermain di Cinta Pertama, Kedua & Ketiga, Putri Marino telah beberapa kali tampil di layar lebar serta layar kaca.

Marino memulai karirnya sebagai pembawa acara program My Trip My Adventure di Trans TV sejak 2013.

Perempuan kelahiran 4 Agustus 1993 ini kemudian masuk dalam dunia film melalui Posesif.

Film yang rilis 2017 ini membawa Marino mendapatkan beberapa penghargaan seperti,

- Festival Film Indonesia dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik

- Jogja-NETPAC Asian Film Festival dalam kategori Best Performance

- Festival Film Tempo dalam kategori Aktris Utama Terbaik.

Selain Cinta Pertama, Kedua & Ketiga dan Posesif, berikut daftar film lain Marino:

Mau Jadi Apa?

Sutradara: Monty Tiwa, Soleh Solihun.

Penulis naskah: Soleh Solihun, Agasyah Karim, Khalid Kashogi.

Putri Marino berperan sebagai Putri.

Pada 1997, Soleh Solihun berhasil masuk Universitas Padjadjaran. Bukannya senang, kondisi kampus yang gersang dan lokasi yang jauh dari berbagai fasilitas publik membuat Soleh ragu akan pilihannya. Dia juga bingung akan menjadi apa ke depannya.

Saat perkuliahan sudah berlangsung dan Soleh mendapat beberapa teman, dia mendirikan sebuah majalah kampus alternatif.

Malajah yang kemudian bernama Karung Goni itu mengangkat hal-hal ringan seperti musik, film, olahraga dan gosip percintaan antar mahasiswa.

Karung Goni kemudian mulai mendapat tantangan, salah satunya cibiran dari anak-anak Fakta Jatinangor, majalah super serius yang lebih dulu mendominasi kampus.

Posesif

Sutradara: Edwin

Penulis naskah: Gina S Noer

Putri Marino berperan sebagai Lala.

Lala merupakan atlet loncat indah. Dalam masa latihannya, dia mendapat didikan yang keras dari sang ayah.

Di sekolah, dia berkenalan dengan murid baru bernama Yudhis. Lala jatuh cinta pada Yudhis dan begitupun sebaliknya.

Lala percaya bahwa Yudhis merupakan orang yang bisa membebaskannya dari rutinitas. Dia juga orang yang menjanjikan pelangi kehidupan apabila Lala berjanji untuk setia selamanya.

Sayangnya, janji setia selamanya ternyata menjadi sebuah pintu masuk pada kegelapan.

Lala salah bahwa menganggap cintanya pada Yudhis merupakan hal yang sederhana. Dia baru tahu bahwa ada hal rumit dan berbahaya ke depannya.

Menunggu Pagi

Sutradara/Penulis naskah: Teddy Soeriaatmadja

Setiap harinya, Bayu menjaga toko vinyl (piringan hitam) miliknya di daerah Santa. Dalam waktu dekat, ada acara festival musik terbesar tahunan Djakarta Warehouse Project (DWP).

Bayu tidak ada keinginan untuk datang. Walaupun teman-temannya memaksa, dia tetap kukuh untuk tidak berangkat.

Prinsip Bayu runtuh saat dia bertemu dengan Sarah di tokonya. Pertemuan itu terjadi siang hari sebelum acara berlangsung malamnya.

Bayu penasaran dengan Sarah. Bayu memutuskan datang ke acara bersama Sarah. Dia pun mengubungi teman-temannya.

Selama perjalanan dengan Sarah, Bayu menemukan banyak kejanggalan dan kesialan. Dia tidak sadar apabila semua hal itu berasal dari Sarah dan sahabat–sahabatnya.

Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta

Sutradara: Hanung Bramantyo

Penulis naskah: BRA Mooryati Soedibyo, Ifan Ismail, Bagas Pudjilaksono, Jeremias Nyangoen

Putri Marino berperan sebagai Lembayung muda.

Raden Mas Rangsang yang masih remaja harus menggantikan ayahnya yang telah meninggal.

Dia kemudian mendapat gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma. Salah satu tugas Sultan Agung yaitu menyatukan adipati-adipati di tanah Jawa yang tercerai-berai oleh politik VOC.

Kala itu, VOC dalam pimpinan Jan Pieterszoon Coen (Hans de Kraker). Selain tugas yang berat, Sultan Agung juga harus merelakan cintanya.

Dia meninggalkan cinta sejatinya kepada Lembayung dan menikahi perempuan ningrat yang bukan pilihannya.

Perselisihan dengan VOC semakin meningkat. Puncaknya, Sultan Agung marah saat mengetahui VOC tidak memenuhi perjanjian dagang dengan Mataram dengan membangun kantor dagang di Batavia.

Sultan Agung mengibarkan Perang Batavia sampai meninggalnya JP Coen dan runtuhnya benteng VOC.

Selama perjuangan ini, Sultan Agung juga harus menghadapi berbagai pengkhianatan. Di akhir hidupnya, Sultan Agung menghidupkan kembali padepokan tempatnya belajar, dan melestarikan tradisi dan karya-karya budaya Mataram.

Jelita Sejuba: Mencintai Kesatria Negara

Sutradara: Ray Nayoan

Penulis naskah: Jujur Prananto, Krisnawati

Putri Marino berperan sebagai Sharifah.

Ini kisah cinta antara Sharifah dan Jaka. Selama masa pertemuan sampai berpacaran, tidak ada jalan yang terlalu berliku.

Tanpa pacaran yang terlalu lama dan buang-buang waktu, Jaka melamar Sharifah dan akhirnya mereka menikah.

Tantangan terjadi saat mereka telah berumah tangga. Profesi Jaka sebagai tentara membuatnya sering pergi jauh untuk bertugas.

Sharifah harus sering-sering menggenggam rindunya setiap kali Jaka ditugaskan. Bagai pesisir Sejuba yang dihiasi batu-batu cantik dan besar menantikan mentari esok, Sharifah terus menanti kepulangan belahan hatinya.

Terimakasih Cinta

Sutradara: Tema Patrosza

Penulis naskah: Andi Athira, Djono W Oesman

Putri Marino berperan sebagai Eva.

Saat masa orientasi sekolah, Eva bertemu dengan Ryan di ruang kesehatan. Ruang itu untuk orang-orang yang sakit. Awalnya Ryan mengira bahwa Eva hanya berpura-pura sakit seperti dirinya.

Seiring berjalannya waktu, Ryan tahu apabila Eva memang benar-benar sakit. Sebuah kejadian membuat Eva harus masuk rumah sakit.

Menurut diagnosis dokter, Eva menderita penyakit lupus. Orangtua Eva bingung bagaimana cara memberi tahu hal itu pada Eva.

Sejak saat itu, orangtua Eva melarang Ryan mengunjungi Eva. Selama perawatan, Eva berada satu kamar dengan Dewi, penderita kanker pankreas. Mereka kemudian menjadi sahabat.

Eva selalu menunggu Ryan untuk datang. Sementara Dewi juga selalu menunggu kakaknya, Nanan, yang datang saat Dewi telah tidur. Nanan tidak tega melihat Dewi hidup menderita.

Suatu ketika, Eva sangat terpukul saat Dewi meninggal dan Ryan memutuskan hubungannya. Kejadian itu membuat Eva dan Nanan menjalin hubungan baru.

Baca juga artikel terkait PUTRI MARINO atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Nur Hidayah Perwitasari