Menuju konten utama

Daftar Buah-Buahan Palestina Jadi Simbol Perlawanan & Maknanya

Daftar buah yang jadi simbol perlawanan Palestina terhadap Israel selain semangka dan apa maknanya?

Daftar Buah-Buahan Palestina Jadi Simbol Perlawanan & Maknanya
Bendera Palestina. foto/IStockphoto

tirto.id - Buah-buahan Palestina menjadi bentuk perlawanan terhadap penjajahan yang dilakukan Israel. Buah-buahan tersebut menjadi simbol dalam mengelabui kebijakan atas larangan pengibaran bendera Palestina. Kebijakan tersebut telah berlangsung cukup lama.

Usai Perang Enam Hari tahun 1967, Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza, lalu mencaplok Yerusalem Timur. Dalam kebijakannya, Israel menyatakan pengibaran bendera Palestina sebagai tindakan kriminal dan masih berlangsung hingga sekarang.

Alhasil warga Palestinamemiliki ide untuk menggunakan buah-buahan sebagai simbol pengganti bendera negaranya. Salah satunya yang belakangan viral kembali adalah semangka. Semangka dianggap memiliki paduan serupa dengan warna bendera Palestina yaitu daging buah merah, biji hitam, kulit dalam putih, dan kulit luar hijau.

Di sisi lain, semangka juga menjadi jenis buah ikonik di Palestina. Keberadaannya mudah ditemukan di sepanjang wilayah Palestina, mulai Jenin sampai Gaza. Tak hanya itu, Palestina juga masih menyimpan berbagai jenis hasil panen lokal yang khas untuk simbol perlawanan pada Israel.

Daftar Buah-Buahan yang Jadi Simbol Perlawanan Palestina

Palestina memiliki beberapa jenis makanan lokal yang menjadi lambang budaya dan identitas. Karena kekhasannya itu, makanan yang rata-rata dari jenis buah tersebut dijadikan sarana untuk memprotes kebijakan Israel. Dikutip dari Al Jazeera, berikut daftar buah dan sayuran yang mewakili identitas nasional, dan perlawanan rakyat Palestina:

1. Semangka

Semangkaadalah buah paling ikonik untuk mewakili Palestina. Seluruh warna pada buah tersebut melambangkan warna-warna di bendera Palestina yang terdiri atas merah, hijau, putih, dan hitam. Semangka telah lama dipakai dalam memprotes penindasan Israel terhadap bendera dan identitas Palestina.

Sarana protes dengan gambar semangka diwujudkan dengan berbagai cara. Misalnya buah ini hadir pada kemeja, grafiti, poster, hingga emoji media sosial. Israel telah melarang pengibaran bendera Palestina usai Perang Enam Hari tahun 1967.

2. Jeruk

Wilayah Palestina juga menjadi penghasil buah jeruk Jaffa. Buah yang sudah ditemukan sejak abad 19 tersebut memiliki rasa manis dengan kulit tebal. Meski begitu, kulitnya mudah dikupas.

Jeruk Jaffa menjadi barang ekspor penting petani dan pengusaha Palestina sebelum peristiwa Nakba pada 1948. Peristiwa tersebut menjadi awal pendirian negara Israel yang membuat lebih dari 75 ribu warga Palestina diusir. Buah ini akhirnya turut menjadi simbol identitas nasional dalam bidang sastra dan seni.

Jeruk Jaffa telah turun temurun menjadi salah satu gantungan hidup warga Palestina kala itu. Palestina kadang mendapat sebutan sebagai "Negeri Jeruk". Pohon-pohon jeruk yang telah dirawat dengan baik itu, akhirnya ditinggalkan akibat penindasan Israel.

3. Zaitun

Pohon zaitun tersebar luas di Palestina. Seperti halnya jeruk Jaffa, zaitun juga menjadi identitas Palestina. Pohon zaitun bisa hidup sampai ratusan tahun, sehingga menjadi saksi bisu atas kehidupan damai rakyat Palestina di masa lampau hingga akhirnya menderita akibat penjajahan Israel.

Panen buah zaitun menjadi salah satu sumber penghasilan rakyat Palestina. Dari buah ini, selain dikonsumsi minyaknya juga dijadikan campuran pada bahan kosmetik dan sabun.

Sayangnya Israel juga menyasar untuk memusnahkan pohon ini. Dalam beberapa tahun terakhir, pohon zaitun Palestina turut dirusak Israel di Tepi Barat yang telah diduduki. Tidak kurang 5.000 pohon zaitun milik warga Palestina menjadi korban di lima bulan pertama tahun 2023, menurut catatan PBB.

4. Terong

Terongbanyak ditemukan di wilayah Battir yang konsep teraseringnya menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO. Terong Battir dianggap berhubungan dengan warga Palestina di mana pun mereka berada.

Baca juga artikel terkait PALESTINA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari