Menuju konten utama

Dampak Konflik Palestina dan Israel Terhadap Ekonomi Indonesia

Apa saja dampak positif dan negatif perang Palestina vs Israel terhadap ekonomi di Indonesia.

Dampak Konflik Palestina dan Israel Terhadap Ekonomi Indonesia
Ilustrasi konflik Palestina dan Israel. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Konflik Palestina dan Israel tentunya memberikan dampak tersendiri bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia. Jika konflik terus memanas dan meluas, bukan tidak mungkin sektor ekonomi Indonesia akan ikut merasakan efek buruknya.

Pada saat ini, konflik Palestina dan Israel dinilai belum memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini karena keduanya bukanlah penghasil energi (minyak, gas, batu bara, dll) maupun penghasil pangan terbesar di dunia. Selain itu, Palestina dan Israel juga bukan mitra dagang utama bagi Indonesia di sektor ekspor-impor.

Akan tetapi, kondisi perang bisa berubah-ubah setiap saat, apalagi jika ada intervensi dari negara-negara lain. Hal inilah yang dikhawatirkan bisa mengganggu kestabilan ekonomi global yang akhirnya dapat melemahkan perekonomian di Indonesia.

Jika bicara mengenai dampak perang, setidaknya ada empat poin yang perlu diwaspadai oleh Indonesia, yaitu:

1. Harga minyak mentah naik

Dampak buruk yang bisa terjadi akibat perang adalah kenaikan harga energi, salah satunya minyak. Jika konflik Palestina-Israel meluas ke wilayah sekitar atau bahkan melibatkan negara-negara besar, harga minyak dunia diprediksi akan naik tajam.

Naiknya harga minyak dunia tentu saja akan berimbas pada kenaikan harga bahan-bahan pokok, termasuk pangan dan bahan baku industri. Sayangnya, sampai saat ini Indonesia masih mengandalkan banyak impor dari luar negeri, termasuk soal beras. Hal ini pastinya tidak akan menguntungkan bagi Indonesia apabila harga minyak dunia meroket tajam.

2. Nilai tukar rupiah melemah

Dilansir dari Antara News, konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel menjadi salah satu faktor menguatnya dolar AS. Konflik tersebut rupanya memicu sejumlah investor untuk beralih ke aset yang lebih aman seperti dolar AS.

Menguatnya mata uang asing tentunya akan melemahkan nilai tukar rupiah. Akibatnya, terjadi kenaikan harga barang impor yang bisa berimbas pada meroketnya harga berbagai jenis kebutuhan pokok dalam negeri.

3. Inflasi

Saat harga-harga barang/jasa di Indonesia mengalami kenaikan secara terus-menerus, maka Indonesia dipastikan mengalami inflasi. Inflasi bisa membuat perekonomian Indonesia semakin terpuruk karena akan terjadi pengurangan investasi, menurunkan daya beli masyarakat, hingga merosotnya kesejahteraan rakyat secara umum.

4. Naiknya produk lokal

Saat ini warga Indonesia pendukung Palestina menyerukan aksi boikot terhadap Israel dan juga produk-produk yang mendukungnya. Jika boikot dilakukan secara bersamaan dan dalam skala besar, aksi ini kemungkinan bisa menurunkan nilai penjualan dari produk-produk tersebut.

Apabila aksi boikot besar-besaran ini dilakukan secara konsisten dan terus-menerus, bukan tidak mungkin perusahaan-perusahaan pro Israel akan gulung tikar dan hengkang dari Indonesia. Namun, ada akibat lain yang mungkin akan terjadi, yaitu meningkatnya angka pengangguran karena pasti ada sejumlah karyawan yang akan kehilangan pekerjaannya.

Di sisi lain, pemboikotan produk Israel bisa membuat masyarakat beralih menggunakan produk lokal sebagai penggantinya. Hal ini bisa membuat popularitas produk lokal naik sehingga memperkuat industri dalam negeri.

Baca juga artikel terkait PERANG PALESTINA VS ISRAEL atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari