tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati buka-bukan mengenai harga asli Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dan Pertalite. Tanpa subsidi, kata Sri Mulyani kedua harga bahan bakar tersebut mestinya sudah berada di atas Rp10.000 per liter, atau di luar Harga Jual Eceran (HJE) ditetapkan pemerintah.
Saat ini, harga Solar masih dijual Rp5.150 per liter. Jika menggunakan harga minyak mentah Indonesia atau ICP 105 dolar AS per barel dan kurs Rupiah Rp14.700 per dolar AS, maka harga solar harusnya berada pada harga Rp13.950 per liter.
“Jadi harga yang dijual kepada masyarakat itu hanya 3 persennya. Artinya masyarakat dan seluruh perekonomian mendapatkan subsidi 63 persen dari harga keekonomiannya atau harga riilnya. Itu Rp8.800 per liter,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, dikutip Sabtu (27/8/2022).
Kemudian untuk Pertalite yang saat ini berada pada harga Rp7.650 per liter, dengan ICP 105 dolar AS dan kurs nilai tukar Rp14.700 per doalar AS, maka harga keekonomiannya seharusnya Rp14.450. Artinya, harga Pertalite sekarang ini hanya 53 persen dari yang seharusnya.
Selanjutnya untuk Pertamax pun yang sekarang harganya di Rp12.500/liter, seharusnya memiliki harga Rp17.300/liter.
“Jadi bahkan Pertamax sekalipun yang dikonsumsi oleh mobil-mobil yang biasanya bagus, berarti yang pemiliknya juga mampu, itu setiap liternya mereka mendapatkan subsidi Rp4.800,” katanya.
Sementara itu, LPG yang sekarang harga jual per kilo adalah Rp4.250. Namun jika mengikuti harga saat ini harusnya berada di angka Rp18.500/kg. Jadi setiap kg LPG, konsumen mendapatkan subsidi Rp14.250.
“Jadi kalau setiap kali beli LPG 3kg, kita bayangkan maka mereka mendapatkan Rp42.000 lebih,” pungkanya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto