tirto.id - Jika suatu saat kita merasa sakit perut dan diare yang parah serta mengalai penurunan berat badan, mungkin kita mengalami peradangan usus atau yang biasa disebut Crohn's disease.
Peradangan yang disebabkan oleh penyakit Crohn ini seringkali menyebar jauh ke dalam lapisan-lapisan jaringan usus.
Penyakit ini bisa sangat menyakitkan dan melemahkan, dan kadang-kadang dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Dilansir Mayo clinic, penyakit Crohn adalah penyakit radang usus (IBD) yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan sakit perut, diare parah, kelelahan, penurunan berat badan dan kekurangan gizi.
Peradangan yang disebabkan oleh penyakit Crohn dapat melibatkan berbagai area saluran pencernaan pada orang yang berbeda.
Penyakit Crohn dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi kemungkinan kita akan mengalami kondisi ini saat muda. Kebanyakan orang yang menderita penyakit Crohn didiagnosis sebelum mereka berusia sekitar 30 tahun.
Gejala Crohn's disease
Pada beberapa orang dengan penyakit Crohn, hanya segmen terakhir dari usus kecil (ileum) yang sakit. Pada yang lain, penyakit ini terbatas pada usus besar (bagian dari usus besar). Area yang paling umum terkena penyakit Crohn adalah bagian terakhir dari usus kecil dan usus besar.
Tanda dan gejala penyakit Crohn dapat berkisar dari ringan hingga berat. Mereka biasanya berkembang secara bertahap, tetapi kadang-kadang akan datang tiba-tiba, tanpa peringatan. Ketika penyakit ini aktif, tanda dan gejala mungkin termasuk diare, demam, kelelahan, nyeri perut dan kram.
Selain itu akan ada pendarahan saat kita duduk, adanya luka di mulut seperti sariawan, nafsu makan berkurang yang menyebabkan penurunan berat badan, dan nyeri atau drainase di dekat atau sekitar anus karena peradangan dari terowongan ke kulit (fistula).
Pada anak-anak gejala yang sering muncul adalah pertumbuhan yang tertunda atau perkembangan seksual yang terhambat.
Penyebab Crohn's disease
Penyebab pasti penyakit Crohn masih belum diketahui. Tetapi bisa jadi dari diet dan stres yang kita alami. Karena faktor-faktor ini dapat memperburuk. Sejumlah faktor, seperti faktor keturunan dan sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi, juga merupakan hal yang pasti mempengaruhi penyakit peradangan ini.
Ketika sistem kekebalan kita mencoba melawan mikroorganisme yang masuk ke usus, respons kekebalan yang abnormal atau tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan tubuh terkena penyait ini.
Faktor selanjutnya adalah keturunan. Crohn lebih sering terjadi pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini, sehingga gen lebih rentan diturunkan.
Dari lingkungan juga mempengaruhi dan memperparah penyakit Crohn. Merokok adalah salah satu faktor risiko dalam memperparah. Merokok dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah dan risiko lebih besar untuk menjalani operasi.
Selain itu pemakaian obat antiinflamasi nonsteroid. Obat ini termasuk ibuprofen (Advil, Motrin IB, yang lain), naproxen sodium (Aleve), natrium diklofenak (Voltaren) dan lainnya. Obat-obat ini dapat menyebabkan radang usus yang membuat penyakit Crohn lebih buruk.
Dimana kamu tinggal. Jika Anda tinggal di daerah perkotaan atau di negara industri, Anda lebih mungkin terserang penyakit Crohn. Ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan, termasuk diet tinggi lemak atau makanan olahan, dapat berperan dalam penyakit Crohn.
Pencegahan Crohn's disease
Pilihan makanan dapat memiliki dampak besar. Makan dengan baik dapat membantu tubuh menyerap nutrisi yang dibutuhkan. Jangan melakukan pemotongan atau penundaan makanan hanya karena diet.
Lebih baik buatlah jadwal makanan Lacak apa yang kita makan dan bagaimana setiap jenis makanan mempengaruhi kita. Ini dapat membantu kita mengasah diet yang paling cocok untuk kita.
Lalu, lakukan perawatan dengan baik. Jika kita sudah pernah mengalami Crohn, kita harus membutuhkan strategi jangka panjang untuk mencegah peradangan ini datang kembali.
"Sejumlah besar pasien, begitu mereka merasa baik, tidak ingin minum obat jangka panjang lagi. Itu bisa menjadi kesalahan," kata Raymond Cross profesor kedokteran dan direktur Program Penyakit Inflamasi Usus Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland seperti dilansir WebMD.
Editor: Yulaika Ramadhani