tirto.id - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengkonfirmasi dua orang di South Carolina terinfeksi virus SARS-CoV-2 dari varian Afrika Selatan.
Penularan varian Afrika Selatan terhadap warga di negara bagian tenggara AS ini merupakan kali pertama.
Dalam pernyataannya, CDC belum menemukan varian Afrika Selatan B.1351 memperparah penyakit. Hanya saja varian yang telah menyebar di 31 negara ini mampu menularkan lebih cepat dan mudah seperti varian Brasil dan Inggris dibanding jenis pertama SARS-CoV-2.
"Saat ini, kami tidak memiliki bukti bahwa infeksi oleh varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah," dikutip dari CDC, Jumat (29/1/2021).
Varian Afrika Selatan terdeteksi kali pertama pada 18 Desember 2020. Pemerintah Afrika Selatan mengumumkan telah mendeteksi varian baru virus corona (SARS-CoV-2) yang menyebar dengan cepat di tiga provinsi.
Otoritas kesehatan Afrika Selatan menamai varian ini 501Y.V2 atau B.1351, karena mutasi N501Y. Meski varian corona VOC 202012/01 dari Inggris juga memiliki mutasi N501Y, analisis filogenetik menunjukkan bahwa 501Y.V2 dari Afrika Selatan adalah strain yang sama sekali berbeda.
Mengutip keterangan WHO, pada 16 November 2020, pemerintah Afrika Selatan sudah mendapati bahwa varian 501Y.V2 telah mendominasi populasi virus corona di provinsi Eastern Cape, Western Cape, dan KwaZulu-Natal.
Reuters melaporkan, kedua orang dewasa yang terinfeksi tidak punya riwayat perjalanan dari Afrika Selatan atau negara ditemukannya varian baru. Keduanya juga tidak punya riwayat saling berkontak.
Meski demikian, produsen vaksin COVID-19 Moderna dan Inc dan Pfizer Inc BioNTech akan membuat vaksin baru karena menurut varian Afrika Selatan dilaporkan mengurangi kemanjuran vaksin buatan mereka.
Saat ini warga Amerika Serikat mulai divaksinasi. Hingga 28 Januari, CDC mencatat sebanyak 48 juta dosis vaksi didistribusikan dan 26 juta dosis telah disuntikkan. Vaksinasi sudah memasuki suntikan kedua terhadap 4,2 juta orang.
Untuk mengantisipasi varian Afrika Selatan, Moderna, produsen vaksin asal Inggris akan menyuntikkan vaksin untuk kali ketiga supaya antibodi penerima meningkat.
Varian Arfika Selatan ditemukan di AS ketika akumulasi kasus Corona mencapai 25,4 juta dengan kematian 427 ribu jiwa.
Editor: Abdul Aziz