Menuju konten utama

Contoh Teks Sungkeman Pernikahan Bahasa Indonesia yang Menyentuh

Contoh ucapan sungkeman pernikahan kepada orang tua dan mertua yang menyentuh hati dan penuh makna.

Contoh Teks Sungkeman Pernikahan Bahasa Indonesia yang Menyentuh
Ilustrasi Acara Pernikahan. foto/Istockphoto

tirto.id - Upacara pernikahan biasanya punya rangkaian acara yang memiliki makna tersendiri. Salah satunya adalah sungkeman yang sudah menjadi tradisi pernikahan di Indonesia, terutama bagi masyarakat Jawa.

Sungkeman sendiri merupakan prosesi untuk menunjukkan bakti, memohon maaf, sekaligus meminta doa restu. Sungkeman dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua. Dalam acara pernikahan, maka pasangan pengantinlah yang harus sungkem kepada orang tua.

Prosesi sungkeman dilakukan dengan cara duduk jongkok atau bersimpuh di hadapan orang tua. Pengantin kemudian menunduk, menyalami, sekaligus mencium tangan orang tua. Posisi sungkeman ini pun memiliki makna bahwa yang muda harus menghormati dan memuliakan mereka yang lebih tua.

Di saat-saat inilah pengantin kemudian mengucapkan rasa terima kasih, meminta maaf, sekaligus memohon doa restu untuk membina keluarga yang baru.

Dalam acara pernikahan, sungkeman selalu menjadi momen sakral dan juga mengharukan. Bahkan, tak jarang prosesi ini diwarnai dengan isak tangis mempelai maupun keluarga.

Contoh Teks Sungkeman dalam Pernikahan

Agar sungkeman terasa lebih bermakna, prosesi ini tentunya harus disertai dengan kalimat-kalimat yang menyentuh hati. Berikut beberapa contoh teks kalimat yang diucapkan saat melakukan sungkeman:

1. Sungkeman pada ibu

Ibu, hari ini saya bersimpuh di hadapanmu. Izinkan saya untuk mengucapkan terima kasih karena telah membesarkan saya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Kesabaran, keikhlasan, dan ketulusanmu tidak akan pernah tertandingi oleh apa pun di dunia ini.

Maafkanlah anakmu yang selalu merepotkan ini. Saya juga memohon maaf karena sampai detik ini pun saya belum bisa memberikan yang terbaik untukmu, Bu.

Hari ini, saya akan memulai hidup baru dengan pria/wanita yang saya pilih. Saya memohon doa restu dari ibu, wanita tersayang yang sangat saya hormati. Saya mohon iringi perjalanan hidup baru saya dengan doa, karena doa ibu selalu bisa menguatkan saya.

2. Sungkeman pada ayah

Ayah, saya tahu betapa besar pengorbananmu untuk keluarga. Ayah selalu memperjuangkan yang terbaik untuk saya dengan penuh ikhlas dan kasih sayang. Terima kasih, Ayah. Anakmu ini tidak akan pernah bisa membalas satu per satu jasa dan kebaikan yang pernah Ayah lakukan.

Kali ini, saya kembali memohon doa restumu, Ayah. Izinkan saya membina keluarga dengan pria/wanita pilihan saya. Saya mohon berikanlah bimbingan, arahan, serta doa untuk kami yang baru mengikat janji suci. Karena hanya dengan doa restu dari ayahlah kami bisa berbahagia.

3. Sungkeman pada ibu mertua

Ibu, ini kali pertama saya bersimpuh di pangkuanmu. Izinkan saya memohon doa restu dan izinkan saya menjadi bagian dalam keluargamu, Ibu. Saya memang tidak sempurna, tapi saya akan berusaha memberikan yang terbaik dan menjadi seorang pasangan sekaligus anak yang bertanggung jawab.

Saya pun akan menyayangi ibu dengan sepenuh hati. Namun, saya masih perlu banyak belajar. Maka dari itu saya mohon bimbingan dari ibu, saya mohon agar doa ibu senantiasa mengiringi perjalanan hidup kami, anak-anakmu.

4. Sungkeman pada ayah mertua

Ayah, izinkan saya bersimpuh dan memohon restumu. Dengan segala kerendahan hati, saya mohon terimalah saya sebagai putra/putrimu.

Ayah, engkau adalah sosok teladan yang tak pernah tergantikan oleh siapa pun. Ajari kami menjalani kehidupan, bimbing kami dengan kasih sayangmu, Ayah. Tolong dukung kami dalam setiap kesempatan, tapi tolong ingatkan dan nasihati kami jika melakukan kesalahan.

Mohon doakan kami agar bisa membentuk rumah tangga yang baik dan agar pernikahan ini selalu dipenuhi dengan keberkahan.

Baca juga artikel terkait SUNGKEMAN PERNIKAHAN atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari