Menuju konten utama

Cerita Pekerja yang Pulang Telat karena Demo Pembakaran Bendera

Para pekerja harus pulang lebih larut karena jalanan ditutup setelah massa, yang diklaim polisi berjumlah ribuan, berdemonstrasi.

Cerita Pekerja yang Pulang Telat karena Demo Pembakaran Bendera
Massa aksi Bela Tauhid Jilid II sedang mengambil air wudu dan salat asar berjamaah di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (2/11/2018). tirto.id/Haris Prabowo

tirto.id - Aksi Bela Tauhid Jilid II yang dilaksanakan Jumat siang, membikin beberapa jalan ditutup. Polisi memperkirakan ada 6.000 orang ikut berunjuk rasa.

Demonstrasi ini digagas Front Pembela Islam. Tujuan demo: meminta pemerintah menghukum lebih berat pembakar dan pembawa bendera di Garut, pada 22 Oktober lalu.

Jalan yang ditutup di antaranya Jalan Medan Merdeka Barat dan M.H. Thamrin. Sejak pukul 1 siang, dua jalan itu sudah dipenuhi demonstran yang sebelumnya salat Jumat di Masjid Istiqlal. Hingga pukul 4 sore, mereka belum membubarkan diri karena perwakilan demonstran belum keluar dari Kantor Kemenko Polhukam.

Mengganggu Jam Pulang

Pada jam tersebut sebagian pekerja yang berkantor di dua kawasan tersebut sudah merampungkan tugasnya di kantor masing-masing. Indri Muin, 23 tahun, adalah salah satunya. Pekerja di salah satu perusahaan swasta ini setiap hari menggunakan TransJakarta dari Monas menuju Ciputat. Rumahnya berada di Pondok Cabe, Jakarta Selatan.

Karena jalanan ditutup, mobilitasnya pun terganggu.

"Kalau ditutup bingung karena enggak ada pilihan transportasi murah lagi. Mau enggak mau jadi harus nunggu aksi itu selesai, dan otomatis buang-buang waktu juga," katanya kepada reporter Tirto, Jumat (2/11/2018).

Ia belum tahu bagaimana caranya pulang seperti biasa, tanpa perlu buang-buang waktu. Dan ini sepertinya sulit.

"Paling, sih, nanti cari rute lain, dan pasti akan lebih jauh lagi rute alternatifnya. Ujung-ujungnya rugiin waktu saya juga dan jadi makin capek di jalan," tambahnya.

Keluhan serupa disampaikan Sadiq Adhetyo, 24 tahun, yang bekerja di salah satu kantor pemerintahan di Jalan Medan Merdeka Barat. Ia salah satu pengguna rutin TransJakarta rute Monas-Ragunan 6A/6B.

"Sekarang rute 6A/6B dibatasi hanya sampai Bank Indonesia [tidak sampai Monas], kami harus jalan kaki ke BI karena ada demo di depan Patung Kuda. Lumayan, lah, [jarak] Medan Merdeka Barat sampai BI [sekitar 700 meter]," katanya.

Sadiq tahu unjuk rasa merupakan hak tiap-tiap warga negara. Namun, katanya, demonstrasi sebaiknya tak merugikan orang lain.

"Semoga ke depannya aksi massa lebih terstruktur dan kondusif sehingga tetap menjamin manfaat bagi semua," katanya.

Infografik CI Pembakaran Bendera di Garut

Kembali Lengang Setelah Rundingan

Demonstrasi ini berakhir magrib tadi, ketika perwakilan demonstran keluar dari kantor Kemenko Polhukam setelah berunding dengan Menko Polhukam Wiranto mulai pukul setengah 6 sore. Setelah delegasi mengumumkan apa hasil pertemuan dengan Wiranto, perlahan mereka balik kanan bubar jalan.

Massa bubar ketika azan magrib berkumandang. Tepat pukul 6 lewat 10 menit, lampu merah perempatan Patung Kuda kembali menyala dan sudah bisa dilewati seperti biasa.

Namun, tetap saja, para pekerja terpaksa harus lebih lama sampai di rumah masing-masing.

Baca juga artikel terkait AKSI BELA TAUHID atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Rio Apinino