Menuju konten utama

Celios: Harga Daging Ayam Naik Belum Tentu Untungkan Peternak

Kenaikan harga daging ayam yang kini menyentuh Rp49.000 per kilogram (kg) belum tentu menguntungkan peternak seperti klaim Kementerian Perdagangan.

Celios: Harga Daging Ayam Naik Belum Tentu Untungkan Peternak
Pedagang menjual ayam potong di Pasar Keputran Selatan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (4/3/2022). ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Ds/wsj.

tirto.id - Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira meminta pemerintah melakukan intervensi kenaikan harga daging ayam. Sebab, kenaikan harga daging ayam yang kini menyentuh Rp49.000 per kilogram (kg) belum tentu menguntungkan peternak seperti klaim Kementerian Perdagangan.

"Itu harga ayam yang wajar HET (Harga Eceran Tertinggi) nya harusnya dikisaran Rp30.000, jadi kalau sampai Rp40.000 ya kemahalan. Ya itu juga menimbang rata-rata sejak 2022 ya, harga bergerak Rp30.000 sampai Rp32.000 per kg. Artinya pemerintah sekarang dengan kondisi kenaikan harga daging ayam dibanyak daerah, ya jangan sekedar bilang ini menguntungkan peternak, karena belum tentu," ujarnya kepada Tirto, Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Bhima melanjutkan, peternak menanggung biaya operasional yang cukup besar imbas kenaikan harga pakan. "Peternak juga harganya mahal karena menanggung biaya pakan, biaya distribusi juga naik, jadi pemerintah harus melakukan intervensi," katanya.

Intervensi sangat penting dilakukan agar tidak terjadi peralihan konsumsi yang akan berdampak pada penjualan.

"Ini kalau dibiarkan harga ayam yang terus mengalami kenaikan khawatir kan konsumen akan menunda beli ayam atau menggeser dengan membeli telur misalnya ataupun membeli alternatif protein lainnya gitu ya, karena harga ayam tidak terjangkau," tuturnya.

Jangan Menganggap Wajar

Bhima mengingatkan, inflasi yang terjadi pada Mei 2023 sebesar 4 persen secara tahunan, tergolong masih tinggi. Inflasi tersebut salah satunya disumbang oleh bahan pangan seperti daging ayam yang terus mengalami kenaikan harga.

"Dan ini juga ditunjukkan dengan inflasi pada bulan Mei ya, itu masih 4 persen kan masih tinggi berarti inflasinya. Salah satunya disumbang oleh bahan pangan, bahan makanan yang meningkat. Jadi, pemerintah harus lebih bijaksana lagi gitu ya, jangan melihat kondisi sekarang kemudian seperti apology bahwa harga ayam yang ada sekarang ini ya sudah normal lah atau wajar, padahal ini diluar kewajaran," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau sejumlah harga komoditas barang di Pasar Besar, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/6/2023). Dalam peninjauan Zulhas begitu sapaan akrabnya mengakui harga daging ayam di pasar tersebut merangkak naik.

Kenaikan harga ayam potong di Pasar Besar mencapai Rp49.000 per kilogram. Zulhas pun menilai harga tersebut masih tergolong wajar. Sebab, kata Zulhas hampir tiga bulan peternak ayam potong mengalami kerugian yang cukup signifikan. Hal itu lantaran harga pakan mengalami kenaikan cukup tinggi. Dia pun meminta waktu satu bulan untuk menstabilkan harga kembali normal.

"Jangan juga harga ayam potong itu harganya rendah banget, kasihan peternaknya bisa tutup nanti karena harganya murah. Kemudian jangan juga harganya terlalu tinggi, kalau bisa yang sedang-sedang saja sehingga harga jual nya stabil," ucapnya dikutip dari Antara, Sabtu (3/6/2023).

Selain itu, Zulhas meminta kepada Pemerintah Kota Palangka Raya, mensubsidi biaya angkut bahan komoditas yang didistribusikan dari lokasi pengambilan bahan pangan ke pasar. Dengan subsidi tersebut, diharapkan harga sejumlah komoditas nantinya bisa stabil dan tidak mengalami kenaikan.

"Subsidi untuk biaya angkut bahan komoditas baik itu ayam potong serta lainnya bisa diambilkan melalui dana tak terduga APBD Pemerintah Kota Palangka Raya," ungkapnya.

Baca juga artikel terkait HARGA DAGING AYAM atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang