tirto.id - Badan antariksa Eropa berencana untuk bekerja sama dengan NASA, mengantisipasi asteroid yang menghantam Bumi, demikian seperti diwartakan The Telegraph pada Kamis (5/9/2019).
Perwakilan NASA di Amerika Serikat (AS) dan European Space Agency (Badan Antariksa Eropa/ESA) akan bertemu di Roma pekan depan untuk bekerja sama membuat spacecraft atau pesawat luar angkasa.
Spacecraft ini akan menabrak asteroid yang berpotensi mengancam Bumi, membelokkannya agar benda-benda langit itu tidak bertabrakan dengan planet Bumi.
Peneliti asteroid dan teknisi spacecraft berkumpul dalam upaya membuktikan tenik "ambisius" mereka yang dikenal sebagai Asteroid Impact Deflection Assessment (AIDA), merupakan metode yang layak untuk mempertahankan Bumi.
Tujuannya adalah untuk membuat spacecraft yang lebih kecil dari dua asteroid Didymos yang berada antara Bumi dan Mars. Satu pesawat ruang angkasa atau spacecraft akan dikirim untuk menabrak asteroid, sementara yang lain akan dikirim untuk memantau dan mengumpulkan data dari lokasi tabrakan.
NASA telah mulai membangun Uji Dampak Asteroid Ganda/Double Asteroid Impact Test berupa pesawat ruang angkasa Dart, yang dijadwalkan lepas landas pada musim panas 2021 dan mencapai targetnya pada 6,6 km/detik pada September 2022.
Sebuah miniatur CubeSat buatan Italia bernama LICIACube akan melakukan perjalanan bersama untuk menangkap momen tubrukan tersebut.
ESA kemudian akan melakukan misi yang disebut Hera, yaitu pengukuran rinci ukuran asteroid dan bentuk kawah, yang dapat digunakan para peneliti untuk mencari tahu apakah teknik tersebut ada gunanya mengantisipasi ancaman tabrakan dengan Bumi.
Namun, pekerjaan desain final Hera belum selesai. Misi Hera juga direncanakan pada Oktober 2024, atau lebih lambat dari misi utama.
"Dart dapat melakukan misinya tanpa Hera-efek dampaknya pada orbit asteroid akan dapat diukur menggunakan observatorium yang berbasis Bumi saja," kata Ian Carnelli, yang bertanggung jawab untuk mengelola Hera di ESA, seperti dikutip The Telegraph.
ESA sebelumnya memprediksi sebuah asteroid sebesar lapangan bola akan lewat cukup dengan Bumi pada 9 September tahun ini. Namun, menurut ESA asteroid ini tidak akan menyebabkan kerusakan pada Bumi.
Asteroid yang dinamai 2006 QV89 ini adalah salah satu dari 870 objek yang masuk dalam daftar risiko ESA, yang masuk dalam "semua objek yang probabilitas dampaknya terdeteksi nol", demikian sebagaimana dikutip USA Today.
Asteroid tersebut berada di peringkat keempat dalam daftar risiko yang akan berdampak pada Bumi. Daftar risiko ESA disusun berdasarkan peringkat skala Palermo, yang mengukur potensi dampak.
Nilai 2006 QV89 berdasarkan skala Palermo adalah -3,63. Menurut Center for Near Earth Object Studies milik NASA, "nilai kurang dari -2 berarti tidak menimbulkan konsekuensi yang berarti".
Asteroid yang berdiameter sekitar 131 kaki, atau 30 kaki lebih kecil dari lebar lapangan sepakbola ini, menurut tabel dampak ESA memiliki peluang 0,0014 persen untuk menabrak bumi pada 9 September 2019.
Editor: Agung DH