Menuju konten utama

Asteroid 2006 QV89 Diprediksi Dekati Bumi pada 9 September

Asteroid yang dinamai 2006 QV89 ini diprediksi akan lewat cukup dengan Bumi pada 9 September 2019.

Asteroid 2006 QV89 Diprediksi Dekati Bumi pada 9 September
Ilustrasi asteroid nasa. foto/istockphoto

tirto.id - European Space Agency (ESA) memprediksi sebuah asteroid sebesar lapangan bola akan lewat cukup dengan Bumi pada 9 September tahun ini. Namun, menurut ESA asteroid ini tidak akan menyebabkan kerusakan pada Bumi.

Asteroid yang dinamai 2006 QV89 ini adalah salah satu dari 870 objek yang masuk dalam daftar risiko ESA, yang masuk dalam "semua objek yang probabilitas dampaknya terdeteksi nol", demikian sebagaimana dikutip USA Today.

Asteroid tersebut berada di peringkat keempat dalam daftar risiko yang akan berdampak pada Bumi. Daftar risiko ESA disusun berdasarkan peringkat skala Palermo, yang mengukur potensi dampak.

Nilai 2006 QV89 berdasarkan skala Palermo adalah -3,63. Menurut Center for Near Earth Object Studies milik NASA, "nilai kurang dari -2 berarti tidak menimbulkan konsekuensi yang berarti".

Asteroid yang berdiameter sekitar 131 kaki, atau 30 kaki lebih kecil dari lebar lapangan sepakbola ini, menurut tabel dampak ESA memiliki peluang 0,0014 persen untuk menabrak bumi pada 9 September 2019.

NASA mendefinisikan asteroid yang masuk dalam Near-Earth Asteroids (NEA) jika mencapai jarak 120,8 juta mil dari Bumi.

Asteroid 2006 QV89 pertama kali diamati Catalina Sky Observatory di Arizona pada 2006. Ini bukan pertama kalinya 2006 QV89 mendekati Bumi.

2006 QV89 pernah mendekat pada tahun 1950-an, kemudian pada tahun 1960-an, kemudian tahun 1970-an dan dua kali pada tahun 1980-an.

Selain tahun-tahun tersebut, asteroid ini pernah lebih dekat lagi pada tahun 2006 dan 2003. Menurut ESA, setelah tahun ini, 2006 QV89 akan kembali mendekat pada tahun 2032.

Earth Sky menuliskan, banyak asteroid yang muncul di daftar risiko pada Bumi karena orbitnya yang tidak pasti. Ketidakpastian semacam ini biasanya terjadi ketika sebuah objek baru yang ditemukan observatorium, dan hanya terlihat selama beberapa malam setelah penemuan, setelah itu menjadi terlalu samar untuk diamati.

Ketika orbit asteroid diamati kembali, dan para astronom mengenalinya sebagai asteroid yang terdeteksi sebelumnya, pengamatan baru memungkinkan para astronom mendeteksi orbit dengan lebih baik.

Catalina Sky Survey di Arizona menemukan QV89 2006 pada 29 Agustus 2006. Pada saat itu, ia memiliki busur pengamatan yang sangat pendek (10 hari). Observatorium Arecibo melakukan pengamatan radar terhadap asteroid ini pada 6 September 2006. Kemudian, ketika melaju, ia hilang dari pandangan lagi dan belum terdeteksi sejak 2006.

Selain QV89 2006, NASA juga mengamati dua asteroid raksasa yang diprediksi akan melintasi Bumi pada 14 September 2019. Pada 28 Agustus lalu, sepasang asteroid telah melewati Bumi sepanjang orbitnya mengelilingi matahari.

Dua asteroid raksasa yang sedang diamati NASA yaitu 2000 QW7 dan 2010 CO1 yang dikategorikan sebagai Near-Earth Object atau Objek Dekat Bumi oleh NASA's Centre for Near-Earth Object Studies (CNEOS), demikian diwartakan Mashable India.

Asteroid 2000 QW7 akan menjadi yang pertama melintasi Bumi. 2000 QW7 pertama kali terdeteksi pada 26 Agustus 2000 dan diperkirakan memiliki lebar 650 meter dan tinggi 290 meter, kira-kira setinggi Menara Shanghai.

Di jalur sekitar Bumi dan Matahari, jarak terdekatnya adalah 0,035428 Astronomical Units (AU). Asteroid itu sebelumnya diperkirakan kembali pada 19 Oktober 2038 dan melewati Bumi setiap 6956 hari atau 19.04 tahun.

Asteroid ini diklasifikasikan NASA sebagai asteroid Armor karena merupakan Asteroid Dekat Bumi dengan perihelion orbital yang hampir sama tetapi sedikit lebih besar dari aphelion orbital Bumi. Asteroid ini akan berpapasan dengan jalur orbit Mars di sekitar Matahari.

2010 CO1 akan menjadi asteroid kedua yang mendekati Bumi pada 14 September dan terdeteksi pada 31 Januari 2010. Asteroid ini memiliki lebar 260 meter, panjang 120 meter, dan melintas dengan kecepatan sekitar 51.696 km/jam.

Baca juga artikel terkait NASA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH