tirto.id - Tim gabungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan TNI memulai operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), Jumat (3/1/2019).
Sepanjang hari ini, tim telah terbang tiga kali guna menyemai awan buatan agar hujan tak jatuh di Jabodetabek.
"Awan hujan disemai dengan garam NaCl, sehingga menggumpal menjadi berat dan turun jadi hujan," kata Kepala Pusdatin dan Komunikasi BNPB Agus Wibowo lewat keterangan tertulis pada Jumat (3/1/2019).
Agus juga menerangkan penerbangan pertama dilakukan untuk menyemai awan di laut sebelah utara Jakarta. Penerbangan kedua untuk menyemai awan di bagian barat Banten, dan penerbangan ketiga untuk menyemai awan di selatan wilayah Jakarta atau tepatnya Taman Nasional Gunung Halimun.
"Diharapkan awan menjadi hujan di luar wilayah Jabodetabek," ujar Agus.
Kesepakatan untuk melakukan modifikasi cuaca diperoleh dalam rapat koordinasi antara sejumlah kementerian/lembaga dengan BNPB pada Kamis kemarin.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto menjelaskan, modifikasi cuaca yang dilakukan ialah dengan menjatuhkan awan hujan sebelum memasuki area Jabodetabek.
Dia mengatakan awan itu saat ini bergerak dari Lampung sisi selatan Selat Sunda. Untuk itu, TNI menyiapkan pesawat CASA dan CN 295.
Selanjutnya, tim akan memantau awan-awan hujan yang bergerak ke Jabodetabek dengan menggunakan radar, jika ditemukan awan hujan dalam jumlah besar maka tim akan bergerak untuk menjatuhkan awan tersebut.
Berdasar data BNPB per Kamis (2/1/2020), hujan yang terjadi di awal tahun baru 2020 telah mengakibatkan banjir dan longsor yang menewaskan 46 orang dan 409.000 orang mengungsi. Sedangkan di DKI Jakarta, banjir juga berdampak pada 201 sekolah dan 8.420 siswa.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Zakki Amali