tirto.id - Andrea Dovizioso, mengusung misi untuk memangkas jarak poin dari Marc Marquez dalam Grand Prix Jerman pada Minggu (7/7/2019). Namun, hal itu dipastikan tak akan mudah, karena Dovizioso selama ini tidak memiliki rekor yang bagus di Sirkuit Sachsenring.
Andrea Dovizioso saat ini memang masih ada di urutan kedua klasemen MotoGP 2019. Namun, jaraknya dari Marquez semakin jauh usai Grand Prix Belanda pada Minggu (30/6/2019) lalu. Ia baru mengumpulkan 116 poin, sedangkan lawannya yang ada di puncak meraih 160 poin. Perbedaan melebar jadi 44 poin, atau 7 poin lebih buruk dibandingkan seri sebelumnya.
Demi mewujudkan ambisi kembali menempel Marquez, Dovizioso yang sudah berusia 33 tahun itu punya misi finis di depan sang rival di Sachsenring. Apalagi GP Jerman adalah balapan terakhir sebelum liburan.
“Dovizioso adalah pembalap [yang memiliki misi] lebih dari yang lain, ia [berusaha] tetap menjadi pembalap yang paling dekat dengan Marquez di kejuaraan. Namun, dalam GP Belanda, jaraknya [semakin jauh] sekali lagi. Secara tradisional itu [Sachsenring] adalah trek yang lebih sulit untuk mesin Ducati, tetapi apa pun bisa terjadi dalam balapan,” tulis laman resmi MotoGP.
Dovizioso yang mengemudikan motor Desmosedici GP 19 itu mengaku lebih tertantang untuk meraih hasil terbaik dengan kondisinya saat ini. Ia menyebut lawan yang akan dihadapi di Sachsenring bukan hanya Marc Marquez, tetapi juga pembalap-pembalap lain seperti Yamaha dan Suzuki.
"Saya tidak mengharapkan tantangan yang mudah karena kita akan memiliki banyak saingan yang kuat. Dan bukan hanya Marquez, karena mungkin Yamaha dan Suzuki juga akan bersaing [untuk juara] di jalur anti-jarum jam dengan banyak sudut tikungan yang sempit," tutur Dovi dikutip Crash.
Karakteristik Sirkuit Sachsenring yang tidak cocok dengan tipe motor Ducati dan gaya balap Dovizioso, akan menjadi tantangan lain untuk sang pembalap Italia. Namun, ia menyebut pemilihan setting yang pas, khususnya ban akan memiliki peran untuk membantunya meraih hasil yang diinginkan.
"Tata letak lintasan ini [Sachsenring] tidak cocok untuk karakteristik motor kami [Desmosedici GP 19], tetapi ban [yang tepat] juga memainkan peran kunci [untuk tetap stabil] menuju hasil akhir balapan," pungkasnya.
Dalam tiga musim terakhir, Marc Marquez selalu menjadi juara MotoGP sejak 2016 hingga 2018. Ia terbiasa melawan pembalap Yamaha, seperti ketika Jorge Lorenzo mencuri gelar juara pada 2015, atau ketika Valentino Rossi menjadi runner-up MotoGP 2019.
Namun, dalam dua musim belakangan Ducati mulai bisa bersaing dengan Honda, sementara Yamaha tenggelam. Akibatnya, Andrea Dovizioso menjadi penantang utama Marc Marquez dalam perburuan gelar juara dunia.
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Fitra Firdaus