tirto.id - Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) V telah dipublikasi sejak 16 Agustus 2022 oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Menurut catatan situs Balai Bahasa Sulteng, EYD dibuat sebagai pedoman resmi masyarakat terkait penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Edisi pertama EYD dibentuk perdana pada 1972.
Kemudian, mengalami pergantian nama di edisi kedua (1987) dan ketiganya (2009) menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD).
Sementara itu, pada 2015 diubah lagi sebutannya menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Oleh sebab itu, EYD edisi ke-4 dapat disebut juga sebagai PUEBI.
Melalui penjelasan di atas, PUEBI mempunyai fungsi yang sama dengan EYD. Keduanya sama-sama menjadi pedoman. Sementara, perbedaan antara keduanya tampak pada angka edisi serta namanya saja.
Terkait isi, PUEBI dan EYD memberikan aturan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lantaran edisinya berbeda, EYD V sebagai edisi yang ke-5 pasti dibuat demi menjabarkan suatu aturan yang baru.
Salah satu aturan tersebut mengatur tentang penulisan angka dan bilangan yang benar. Lantas, apa saja isi dari aturan-aturannya?
Penulisan Angka dan Bilangan yang Benar Menurut EYD V
EYD Edisi V diklaim lebih responsif, adaptif, dan akomodatif. Di dalamnya terdapat penggunaan bahasa yang ekspresif terhadap ide, pikiran,hingga perasaan. Kemudian, dilengkapi juga dengan mekanisme yang tertib, terarah, serta baik.
Pedoman ini bisa diakses secara daring melalui situs berikut: https://ejaan.kemdikbud.go.id/.
Masih berhubungan dengan isi EYD Edisi V, berikut ini daftar aturan penulisan angka dan bilangan yang benar menurut pedoman tersebut. (Sumber: EYD Edisi V, Bagian G, Angka dan Bilangan)
1. Angka Arab atau Angka Romawi digunakan sebagai lambang bilangan atau nomor.
Contoh:
- Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
- Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V̄ (5.000), M̄ (1.000.000)
- Contoh jika bisa ditulis melalui satu huruf: Saya menyaksikannya dua kali
- Contoh jika berurutan: Ada 72 orang, 50 merupakan PNS dan 22 lainnya adalah pegawai swasta.
Contoh:
- 100 sentimeter
- 5 hektare
- 1 liter
- Rp20.000
- 9 persen
Contoh:
- Sebanyak 30.000 pekerja diberikan uang bonus akhir tahun.
- Sejumlah 29 orang didata sebagai tersangka penggelapan barang.
Contoh:
- Sejumlah 200 ribu orang kategori menengah ke bawah diberikan uang santunan.
- Perusahaan ini memperoleh 90 juta rupiah sebagai laba bersihnya.
Contoh:
- Jalan Masjid Al Falah Nomor 10
- Hotel Mahameru, Kamar 298
Contoh:
- "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21: 22)
- Secara mandiri, contoh: dua belas (12), sepuluh (10), dan masih banyak lagi.
- Ditulis dengan (per-) pada bagian penyebut yang mengikutinya, contoh: seperdua (½), seperenam belas (⅟16), dan lain-lain.
Contoh:
- Abad IX
- Abad ke-9
- Abad kesembilan
Contoh:
- Pria itu lahir tahun 2000-an.
- Harganya sekitar Rp1.000.000-an
Contoh:
- Saya lampirkan tanda terima uang sejumlah Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).
Contoh:
- Tigaraksa
- Simpanglima
- Kelapadua
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno