Menuju konten utama

Cara Penularan Virus Nipah dari Manusia ke Manusia & Pencegahan

Cara penularan virus Nipah bisa terjadi dari manusia ke manusia, beberapa cara bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan. Berikut selengkapnya.

Cara Penularan Virus Nipah dari Manusia ke Manusia & Pencegahan
Ilustrasi virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Cara penularan virus Nipah bisa terjadi dari manusia ke manusia, beberapa cara bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan.

Virus Nipah (NiV) adalah virus zoonosis, istilah yang digunakan untuk merujuk kepada virus yang ditularkan dari hewan ke manusia, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau secara langsung di antara manusia.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa inang hewan untuk NiV adalah kelelawar buah (genus Pteropus), yang juga dikenal sebagai rubah terbang.

Pada orang yang terinfeksi, virus ini menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal.

Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit yang parah pada hewan seperti babi, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para peternak.

Virus ini menginfeksi berbagai macam hewan dan menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia, sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat.

World Health Organization (WHO) melaporkan, tingkat kematian pada orang yang terinfeksi virus Nipah diperkirakan mencapai 40% hingga 75%. Angka ini dapat bervariasi menurut wabah, tergantung pada kemampuan lokal untuk pengawasan epidemiologi dan manajemen klinis.

Cara Penularan Virus Nipah dari Manusia ke Manusia

CDC menulis, virus Nipah dapat menyebar ke manusia melalui sejumlah kondisi berikut ini:

  • Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar atau babi, atau cairan tubuh mereka (seperti darah, air seni, atau air liur)
  • Mengkonsumsi produk makanan yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh hewan yang terinfeksi (seperti nira kelapa sawit atau buah yang terkontaminasi oleh kelelawar yang terinfeksi)
  • Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi NiV atau cairan tubuh mereka (termasuk tetesan hidung atau pernapasan, air seni, atau darah)
Pada wabah NiV yang pertama kali diketahui, manusia mungkin terinfeksi melalui kontak dekat dengan babi yang terinfeksi.

Jenis NiV yang diidentifikasi dalam wabah tersebut tampaknya awalnya ditularkan dari kelelawar ke babi, dan kemudian menyebar di dalam populasi babi. Kemudian orang-orang yang bekerja dekat dengan babi yang terinfeksi mulai jatuh sakit.

Manusia yang terinfeksi dengan cepat bisa menularkan dengan manusia lainnya. Penyebaran NiV dari manusia ke manusia paling sering terjadi pada keluarga dan tenaga kesehatan yang menangani pasien terinfeksi NiV.

Penularan juga terjadi melalui paparan produk makanan yang telah terkontaminasi oleh hewan yang terinfeksi, termasuk konsumsi getah kurma mentah atau buah yang telah terkontaminasi air liur atau air seni kelelawar yang terinfeksi.

Beberapa kasus infeksi NiV juga telah dilaporkan di antara orang-orang yang memanjat pohon di mana kelelawar sering bertengger.

Gurley dkk dalam studinya berjudul “Person-to-Person Transmission of Nipah Virus in a Bangladeshi Community” meneliti wabah ensefalitis virus Nipah di Distrik Faridpur, Bangladesh, pada bulan April-Mei 2004 untuk menentukan penyebab wabah dan faktor risiko penyakit.

Spesimen biologis diuji untuk virus Nipah. Permukaan dievaluasi untuk kontaminasi virus Nipah dengan menggunakan reverse transcription-PCR (RT-PCR).

Sebanyak 36 kasus penyakit virus Nipah diidentifikasi; 75% dari pasien kasus meninggal. Beberapa puncak penyakit terjadi, dan 33 pasien kasus memiliki kontak dekat dengan pasien virus Nipah lainnya sebelum sakit.

Hasil dari studi kasus-kontrol menunjukkan bahwa kontak dengan 1 pasien memiliki risiko infeksi tertinggi. Pengujian RT-PCR pada sampel lingkungan mengkonfirmasi kontaminasi virus Nipah pada permukaan rumah sakit. Investigasi ini memberikan bukti penularan virus Nipah dari manusia ke manusia.

Studi itu juga menegaskan bahwa kapasitas penularan virus Nipah dari manusia ke manusia meningkatkan risiko penyebaran yang lebih luas dari pathogen virus. Sehingga, sangat diperlukan startegi pengendalian infeksi yang efektif sebelum virus menyebar luas dan menjadi wabah.

Pencegahan Virus Nipah

Dengan tidak adanya vaksin, satu-satunya cara untuk mengurangi atau mencegah infeksi pada manusia adalah dengan meningkatkan kesadaran akan faktor risiko dan mendidik orang tentang langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk mengurangi paparan virus Nipah.

Berikut ini adalah sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah menurut WHO.

1. Mengurangi risiko penularan dari kelelawar ke manusia

Upaya pencegahan penularan pertama-tama harus berfokus pada pengurangan akses kelelawar ke nira kurma dan produk makanan segar lainnya. Menjauhkan kelelawar dari tempat pengumpulan nira dengan menggunakan penutup pelindung (seperti penutup nira dari bambu) dapat membantu.

Nira kurma yang baru dikumpulkan harus direbus, dan buah-buahan harus dicuci dan dikupas secara menyeluruh sebelum dikonsumsi. Buah yang memiliki tanda-tanda bekas gigitan kelelawar harus dibuang.

2. Mengurangi risiko penularan dari hewan ke manusia

Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya harus dipakai saat menangani hewan yang sakit atau jaringannya, dan selama prosedur penyembelihan dan pemusnahan. Sebisa mungkin, manusia harus menghindari kontak dengan babi yang terinfeksi.

Di daerah endemik, ketika membangun peternakan babi baru, pertimbangan harus diberikan pada keberadaan kelelawar buah di daerah tersebut dan secara umum, pakan babi dan kandang babi harus dilindungi dari kelelawar jika memungkinkan.

3. Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia

Kontak fisik yang dekat tanpa pelindung dengan orang yang terinfeksi virus Nipah harus dihindari. Mencuci tangan secara teratur harus dilakukan setelah merawat atau mengunjungi orang yang sakit.

4. Mengendalikan infeksi di lingkungan perawatan kesehatan

Petugas layanan kesehatan yang merawat pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi terinfeksi, atau menangani spesimen dari pasien tersebut, harus menerapkan kewaspadaan standar pengendalian infeksi setiap saat.

Karena penularan dari manusia ke manusia telah dilaporkan, khususnya di tempat pelayanan kesehatan, kewaspadaan kontak dan droplet harus digunakan sebagai tambahan dari kewaspadaan standar. Kewaspadaan di udara mungkin diperlukan dalam keadaan tertentu.

Sampel yang diambil dari orang dan hewan yang diduga terinfeksi virus Nipah harus ditangani oleh staf terlatih yang bekerja di laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan yang memadai.

Wabah Virus Nipah

Virus Nipah pertama kali dikenali pada tahun 1999 saat terjadi wabah di antara para peternak babi di Malaysia. Tidak ada wabah baru yang dilaporkan di Malaysia sejak tahun 1999.

Virus ini juga ditemukan di Bangladesh pada tahun 2001, dan wabah hampir setiap tahun terjadi di negara tersebut sejak saat itu. Penyakit ini juga telah diidentifikasi secara berkala di India bagian timur.

Wilayah lain mungkin berisiko terinfeksi, karena bukti virus telah ditemukan di reservoir alami yang diketahui (spesies kelelawar Pteropus) dan beberapa spesies kelelawar lainnya di sejumlah negara, termasuk Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand.

Baru-baru ini, publik dikejutkan dengan kabar virus Nipah yang sedang merebak di wilayah Kerala Utara, India.

BBC melaporkan, sejauh ini dua orang telah meninggal dunia, sementara tiga orang lainnya, termasuk seorang anak, dirawat di rumah sakit.

Salah satu kematian terjadi pada awal bulan September sementara yang lainnya terjadi pada tanggal 30 Agustus. Semua kasus telah dilaporkan di distrik Kozhikode di Kerala utara.

Pihak berwenang mengatakan pada hari Rabu, 13 September 2023 bahwa mereka telah menguji 706 orang, termasuk 153 petugas kesehatan, untuk memeriksa penyebaran virus. Saat ini, mereka sedang menunggu hasilnya.

Baca juga artikel terkait VIRUS NIPAH atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yulaika Ramadhani