Menuju konten utama

Cara Menyembelih Ayam agar Halal untuk Dikonsumsi Menurut Islam

Dalam proses menyembelih ayam agar halal untuk dikonsumsi menurut ajaran Islam, si pemotong perlu memperhatikan sejumlah hal. 

Cara Menyembelih Ayam agar Halal untuk Dikonsumsi Menurut Islam
Ilustrasi Ayam. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Islam mengajarkan kepada umatnya untuk mengonsumsi makanan yang halal dan baik. Bahkan, Islam juga mengatur tata cara penyembelihan hewan ternak agar halal dikonsumsi.

Selain menjadi tuntunan yang sesuai syariat, tata cara penyembelihan itu diajarkan dalam Islam agar hewan tidak tersakiti saat dipotong.

Salah satu hewan ternak yang dikonsumsi oleh kebanyakan masyarakat di Indonesia adalah ayam. Daging ayam bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari banyak orang.

Karena itu, penting mengetahui tata cara penyembelihan ayam yang benar menurut Islam. Lantas, bagaiamana cara menyembelih ayam sesuai syariat Islam agar halal dikonsumsi?

Mengutip Halalmui, dalam proses pemotongan ayam, perlu diperhatikan penanganan hewan ketika sebelum dan sesudah disembelih. Ada 3 tahapan yang sebaiknya diperhatikan.

Pertama, penanganan sebelum ayam disembelih. Tahap ini berupa pengecekan kesehatan, tempat ayam sementara, dan tidak memberi makan pada ayam kecuali minum sebelum penyembelihan.

Kedua, penanganan sesaat sebelum ayam disembelih. Di tahap ini, penangkapan ayam disarankan memperhatikan keamanan hewan ini sehingga tidak menimbulkan luka pada tubuhnya. Kemudian, penyembelih harus menyiapkan pisau tajam supaya proses pemotongan bisa cepat dan ayam tidak tersakiti.

Ketiga, penanganan setelah ayam disembelih. Setelah proses penyembelihan, darah ayam perlu dibiarkan mengalir sampai ia benar-benar tidak bernyawa, sebelum merendam hewan itu dengan air panas. Baru setelahnya dilakukan pencabutan bulu, pembedahan isi tubuh ayam (jeroan), dan pencucian karkas.

Selain itu, si pemotong perlu memahami struktur leher ayam. Ayam punya leher yang terdiri atas beberapa ruas tulang. Berjumlah sekitar 13-14 ruas, tulang leher memanjang dari dekat tengkorak hingga tulang punggung bagian dada.

Di bagian bawah tulang leher ayam, ada kanal yang mengelilingi dan melindungi pembuluh darah. Adapun pembuluh darah tersebut baru keluar dari hemmal canal di tulang leher keempat kemudian berpisah sempurna di tulang leher ketiga, dan menjalar menuju sisi kiri dan kanan leher ayam.

Memahami struktur leher ayam penting agar proses penyembelihan bisa sempurna. Jika ada kasus ayam disembelih tapi masih bisa berjalan-jalan maka itu salah satu tanda penyembelihan kurang sempurna.

Hal tersebut dapat terjadi karena meskipun saluran makan dan saluran napas di leher ayam sudah terpotong, pembuluh darah di tulang leher belum terputus. Penyembelihan kurang sempurna yang membuat ayam tak segera mati bisa terjadi jika pemotongan dilakukan pada titik terlalu ke bawah, melampaui tulang leher ke 4.

Seharusnya, penyembelihan ayam dilakukan dengan memotong di titik antara tulang leher kedua dan ketiga.

Pemotongan leher ayam yang dilakukan di titik terlalu ke atas juga bisa membuat penyembelihan kurang sempurna. Sebab, pemotongan terjadi di pangkal lidah, sementara pembuluh darah carotis sudah berada di sisi samping leher ayam. Bahkan, dalam kasus ini ada risiko saluran makanan dan napas serta pembuluh darah di leher ayam tidak terpotong.

Sebagai tambahan informasi, ayam dapat disembelih dengan posisi tergantung, dengan kepala ada di bagian bawah. Karena tubuh ayam tidak memiliki diafragma, organ di ruang perut dapat dengan bebas masuk ke rongga dada.

Struktur itu berbeda dengan tubuh sapi, domba, dan kambing yang memiliki diafragma sehingga jika posisinya digantung dengan kepala di bawah, isi rongga perut dapat menekan atau merobek diafragma. Maka, saat disembelih, sapi, domba dan, kambing sebaiknya direbahkan ke posisi di sebelah kiri hewan

Tata Cara Menyembelih Ayam Menurut Islam

Sebagaimana dilansir laman Pusat Kajian Halal UINSGD berikut ini cara menyembelih ayam sesuai dengan tuntunan syariat Islam:

1. Penyembelih harus paham dengan benar kaidah dan syariat mengenai tata cara penyembelihan ayam.

2. Penyembelih wajib beragama Islam, sudah baligh (mukallaf), dan berakal sehat (tidak gila).

3. Ayam yang disembelih harus dalam kondisi sehat untuk menghindari penyebaran penyakit.

4. Penyembelih menghadap ke arah kiblat saat proses penyembelihan.

5. Penyembelih membaca kalimat “bismillahi allahuakbar” atau “bismillahirrahmanirahiim” sebelum menyembelih.

Merujuk laman Muhammadiyah, hal ini sesuai firman Allah SWT dalam Surah Al An’am Ayat 121:

وَلَا تَاۡكُلُوۡا مِمَّا لَمۡ يُذۡكَرِ اسۡمُ اللّٰهِ عَلَيۡهِ وَاِنَّهٗ لَفِسۡقٌ ؕ وَاِنَّ الشَّيٰطِيۡنَ لَيُوۡحُوۡنَ اِلٰٓى اَوۡلِيٰٓـٮِٕـهِمۡ لِيُجَادِلُوۡكُمۡ‌ ۚ وَاِنۡ اَطَعۡتُمُوۡهُمۡ اِنَّكُمۡ لَمُشۡرِكُوۡنَ

Artinya: “Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik.”

6. Penyembelihan dilakukan dengan memotong 3 saluran yaitu saluran pernapasan, makanan, dan pembuluh darah.

7. Usahakan dalam proses penyembelihan dilakukan dalam satu kali sayatan.

8. Hindari penyembelihan dengan memutus tulang leher.

Dalam sebuah riwayat hadis dari Syadad bin Aus, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إن الله كتب الإحسان على كل شيء فإذا قتلتم فأحسنوا القتلة وإذا ذبحتم فأحسنوا الذبح وليحد أحدكم شفرته فليرح ذبيحته. (رواه مسلم)

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan untuk berdoa ihsan (menyembah) pada tiap-tiap urusan, maka bersetuju untuk membunuh maka perbaikilah cara membunuhnya, dan pertanian kamu, dan tapelihannya, dan entengkanlah binatang sembelihanmu.” (HR. Muslim)

9. Setelah proses penyembelihan selesai, biarkan darah ayam mengalir setidaknya selama 3 menit sebelum berlanjut kepada proses selanjutnya.

10. Untuk memaksimalkan pengeluaran darah, ayam dibolehkan untuk digantung.

Baca juga artikel terkait MENYEMBELIH AYAM atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom