tirto.id - Cara menghitung weton Jawa bisa dilakukan berdasarkan tanggal lahir. Sistem penghitungan sesuai dengan kepercayaan orang Jawa. Apa kaitan weton dengan Kitab Primbon?
Beberapa hal harus diperhatikan ketika menghitung weton Jawa berdasarkan tanggal lahir. Ilmu ini sudah digunakan secara turun-temurun. Peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi menurut siklus hari dalam kalender tradisional. Dasar yang dipakai ialah moco ing waskito.
Artinya yaitu membaca kejadian melalui fenomena atau tanda-tanda alam dan digunakan untuk menerawang masa depan. Kumpulan fenomena lalu didata. Kemudian diproyeksikan untuk melihat nasib seseorang di masa yang akan datang.
Penghitungan weton menggunakan neptu sesuai hari kelahiran. Cara mengetahui weton Jawa berdasarkan tanggal lahir dan tahun nantinya memakai angka neptu hingga dikombinasikan dalam bentuk rumus.
Kombinasi hari, bulan, dan tahun Jawa kerap digunakan untuk melihat kepribadian. Selain itu, bisa dimanfaatkan untuk memantau weton tulang wangi, cara menghitung weton jodoh, hari baik keluar, hari buruk memulai kerja, hari pernikahan, hingga membangun rumah.
Sementara mengutip laman NU Online melalui judul "Bagaimana Pandangan Islam terhadap Ilmu Weton?" yang ditulis Abdillah Amiril Adawy, hukum percaya terhadap weton adalah haram jika meyakini bahwa terdapat zat selain Allah SWT yang dapat memberikan pengaruh.
Di lain sisi, hukumnya menjadi mubah apabila orang yang menggunakan weton tetap meyakini tidak ada yang dapat memberi pengaruh selain Allah SWT. Faktor kebiasaan yang digunakan secara berulang-ulang bisa jadi membuat weton terbukti.
Apa Hubungan Weton dengan Primbon Jawa?
Menurut jurnal "Analisis Bentuk Dan Makna Perhitungan Weton pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa Mayarakat Desa Ngingit Tumpang (Kajian Antropolinguistik)" yang ditulis Andika Simamora dkk pada 2022, weton termasuk penggabungan, penyatuan, atau penjumlahan hari lahir seseorang (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu) dengan hari pasaran (Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage).
Budaya ini kemudian terus berkembang di masyarakat hingga menghasilkan sebuah kitab Primbon. Primbon lantas menjadi rujukan orang Jawa guna memaknai sebuah fenomena. Termasuk weton tanggal lahir dan kepribadian.
Beni Ashari melalui "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Penggunaan Weton Dalam Pernikahan (Studi Pada Masyarakat Desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten Jember)" menjelaskan beberapa hal yang ada dalam kitab Primbon ialah seperti berikut ini:
- Sifat hari, pasaran, neptu, bulan, dan tahun.
- Tabiat manusia menurut waktu kelahiran dan ciri fisik.
- Aneka perhitungan tentang jodoh dan pernikahan, prosesi perkawinan adat jawa.
- Makna berbagai firasaat (mimpi, kedutan, hati yang tiba-tiba berdebar, telinga berdenging)
- Arti fenomena alam dan lingkungan sekeliling
- Perhitungan tentang barang hilang, siapa yang mengambilnya, dan apakah barang tersebut bisa diketemukan atau tidak.
Kitab Adammakna disebut-sebut sebagai sumber primbon Jawa. Seperti Lukmanakim, Atassadhur, Bektijammal, dan Shadhatsathir,. Lalu Yuswawidada, Serat Damarwulan, Serat Anglingdarma, Jangka Jayabaya, Babad Cakrajaya, Babad Jalasutra, hingga Beksan Jengkeng Langen Wiraga.
Cara Menghitung Weton Jawa dari Tanggal Lahir dan Tahunnya
Cara menghitung weton Jawa dari tanggal lahir dan tahunnya memakai neptu yang menggunakan simbol angka. Neptu sesuai hari lahir Masehi dan pasaran Jawa adalah sebagai berikut:
Neptu Hari Masehi
- Senin: 4
- Selasa: 3
- Rabu: 7
- Kamis: 8
- Jumat: 6
- Sabtu: 9
- Minggu: 5
- Legi: 5
- Pahing: 9
- Pon: 7
- Wage: 4
- Kliwon: 8
- Apabila seseorang lahir pada hari Selasa Legi
- Neptu Selasa adalah 3. Neptu Legi berjumlah 5
- Maka, dihasilkan Selasa (3) + Legi (5) = 8
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani