tirto.id - Sakit ulu hati atau nyeri ulu hati biasanya terasa di bagian tengah-atas perut. Bagian tempat sakit nyeri ulu hati muncul itu disebut epigastrium. Letak epigastrium berada di bawah tulang dada dan di atas pusar.
Cara mengatasi sakit ulu hati bisa tanpa obat atau dengan obat. Namun, cara tersebut bergantung pada ringan dan beratnya penyebab gejala nyeri ulu hati.
Bagi sebagian orang, gejala sakit ulu hati mungkin dianggap identik dengan maag atau masalah lambung. Tentu hal ini tidak benar.
Penyebab sakit ulu hati tidak hanya berasal dari masalah lambung. Gejala ini bisa juga dipicu oleh kelainan atau masalah di pankreas, kandung empedu, liver, atau usus dua belas jari, dan jantung.
Di kasus yang berat, mengutip publikasi Kementerian Kesehatan RI, sakit nyeri ulu hati yang tidak kunjung mereda bahkan bisa jadi adalah gejala kanker ovarium, kanker tenggorokan, dan kanker perut.
Karena itu, meski di sebagian besar kasus sakit ulu hati merupakan gejala ringan, orang yang kena gejala ini disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter atau mendatangi fasilitas kesehatan. Hal ini karena deteksi penyebab sakit ulu hati bisa diketahui secara pasti melalui pemeriksaan USG di abdomen (perut).
Macam-macam Penyebab Sakit Ulu Hati
Sakit ulu hari umumnya ditandai dengan rasa nyeri di bagian tengah-atas perut, dan di sebagian kasus juga disertai mual atau perut kembung. Penyebab gejala ini bisa bermacam-macam, mulai dari yang ringan hingga serius.
Mengutip dari penjelasan di laman RS Annisa Tangeran, berikut ini macam-macam penyebab sakit ulu hati.
1. Tukak lambung
Tukak lambung adalah luka terbuka di lapisan dinding lambung atau sebagian usus kecil. Masalah ini biasanya terjadi saat zat asam dalam saluran pencernaan merusak permukaan dalam lambung atau usus kecil.
Tukak lambung juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau efek samping konsumsi obat-obatan, seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, ketoprofen, bisphosphonates, dan suplemen kalium.
Adapun sejumlah gejala tukak lambung adalah:
- Nyeri di ulu hati, terutama ketika perut kosong dan pada malam hari
- Terasa kenyang, kembung, atau bersendawa
- Intoleransi terhadap makanan berlema
- Mual.
Tukak lambung juga bisa ditandai dengan muntah darah, darah di tinja, selera makan turun, hingga penurunan berat badan. Namun, gejala-gejala itu jarang terjadi.
2. Sindrom iritasi usus
Sindrom iritasi usus mungkin terjadi saat otot dinding usus bergerak lebih kuat dan lebih lama saat memindahkan makanan di saluran pencernaan.
Sindrom iritasi usus juga bisa dipicu oleh kelainan pada saraf di sistem pencernaan, infeksi bakteri atau virus, stres, hingga perubahan mikroba di usus.
3. Pankreatitis
Pankreatitis adalah istilah untuk kasus peradangan di pankreas. Ada beberapa gejala pankreatitis, salah satunya sakit ulu hati.
Sejumlah gejala pankreatitis adalah:
- Sakit ulu hati yang menjalar hingga punggung dan bertambah parah usai makan
- Demam
- Mual
- Muntah
- Perubahan warna kulit di sekitar pusar atau pinggang
- Perut terasa lunak saat disentuh
- Pankreatitis kronis bisa menyebabkan penurunan berat badan serta tekstur tinja berminyak.
4. Penyakit kantong empedu
Kantong empedu adalah kantong kecil yang berada di bawah organ hati. Apabila kantong empedu bermasalah, gejala yang muncul bisa berupa sakit perut dan sakit ulu hati, disertai demam, mual, muntah, tubuh gemetar, tinja berubah warna, dan nyeri dada.
Ada beberapa penyakit yang bisa menyerang kantong empedu. Di antara jenis penyakit yang perlu diwaspadai adalah radang dan infeksi empedu, batu empedu, serta kanker empedu.
5. Preeklamsia
Preeklamsia adalah masalah kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi pada ibu hamil, adanya protein dalam urine, serta pembengkakan kaki dan tangan. Umumnya, kondisi berisiko bisa merusak hati dan ginjal. Dalam kondisi parah, preeklamsia bahkan bisa terasa sangat menyakitkan dan disertai muntah.
6. Kanker lambung
Kanker lambung bisa menyebabkan penderitanya tidak dapat makan dalam porsi besar, muntah, dan terjadi penurunan berat badan drastis. Risiko terjadinya kanker lambung dapat meningkat, jika penderita dalam kondisi berikut:
- Punya riwayat infeksi bakteri pylori di lambung
- Radang usus
- Anemia pernisiosa akibat kekurangan vitamin B12
- Polip di lambung
- Kebiasaan merokok
- Obesitas
- Konsumsi makanan yang tinggi kandungan garam.
Cara Mengatasi Sakit Ulu Hati untuk Kondisi Ringan
Ada beberapa cara mengatasi sakit ulu hati jika gejalanya ada di level ringan. Sakit ulu hati dapat diatasi dengan obat atau sejumlah langkah yang lebih bersifat pencegahan jangka panjang.
Sejumlah cara mengatasi sakit ulu hati tanpa obat maupun dengan obat untuk kasus level ringan adalah sebagai berikut:
1. Mengonsumsi obat.
Konsumsi obat antasida bisa menetralkan asam lambung sekaligus mengurangi rasa sakit. Obat ini bisa dikonsumsi setidaknya 1 jam setelah makan dan sebelum tidur, serta lebih disarankan dalam bentuk cair. Namun, sebaiknya konsultasi dengan dokter dulu sebelum mengonsumsi obat-obatan.
2. Konsumsi makanan sehat.
Konsumsi buah dan sayuran, serta menghindari minuman beralkohol dan berkafein, atau makanan yang dapat mengiritasi perut, bisa mengurangi gejala sakit ulu hati.
3. Atur pola makan.
Makan dalam porsi kecil bisa membantu mengurangi masalah lambung yang memicu sakit ulu hati. Namun, jika sakit ulu hati berkepanjangan hingga lebih 2 hari, segera periksakan diri ke dokter.
4. Kunyah permen karet bebas gula.
Mengunyah permen karet meningkatkan produksi air liur. Menurut sebuah penelitian, air liur dapat menjaga asam turun dan menetralkan asam lambung yang direfluks ke kerongkongan.
5. Hindari makan larut malam
Mereka yang mengalami gejala sakit ulu hati, terutama karena masalah lambung, disarankan agar tidak makan ataupun ngemil saat larut malam dan sebelum tidur.
Tidur berbaring dalam kondisi perut penuh makanan bisa memicu refluks asam dan memperburuk gejala maag. Hindari makan dalam waktu 3 jam sebelum tidur agar lambung punya banyak waktu untuk mengolah makanan.
6. Berhenti merokok.
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Addi M Idhom