Menuju konten utama

Cara Kerja Nyamuk Wolbachia yang Disebut Bisa Atasi DBD

Nyamuk Wolbachia untuk apa dan bagaimana cara kerjanya, benarkah tak menimbulkan masalah dikemudian hari?

Cara Kerja Nyamuk Wolbachia yang Disebut Bisa Atasi DBD
Ilustrasi Nyamuk Wolbachia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Penyebaran nyamuk Wolbachia secara luas diklaim mampu menurunkan kejadian kasus demam berdarah dengue (DBD). Nyamuk Wolbachia merupakan nyamuk Aedes Aegypti yang di dalam tubuhnya sudah dimasukkan bakteri Wolbachia. Bakteri tersebut menjadi pemicu tereliminasinya virus dengue pada di tubuh nyamuk.

Jika virus dengue tidak ditemukan pada tubuh nyamuk, maka gigitannya di tubuh manusia tidak lagi berbahaya. Tidak ada virus dengue yang ditularkan. Semakin banyak nyamuk Aedes aegypti memiliki Wolbachia, dampaknya dianggap akan bisa menurunkan kasus DBD.

Kasus DBD di Indonesia terbilang tinggi. Data Kemenkes yang dihimpun sampai pekan ke-39 tahun 2022 terkait penyebaran kasus DBD, ditemukan incidence rate (IR) DBD mencapai 34,33 persen. Case fatality rate (CFR) DBD berada di level 0,90 persen.

Sebaran kasus DBD terbanyak menurut data tersebut ada di enam provinsi yaitu Jawa Barat 27.657 kasus, Jawa Tengah 8.760 kasus, lalu Jawa Timur 8.356 kasus. Kasus DBD di DKI Jakarta ditemukan 5.632 kasus, Sumatera Utara 5.302 kasus, dan Kalimantan Timur 3.531 kasus.

Cara Kerja dan Metode Nyamuk Wolbachia

Cara kerja bakteri Wolbachia dalam mengeliminasi virus dengue di tubuh nyamuk Aedes aegypti melalui persaingan dalam mendapatkan makanan. Ketika bakteri dan virus tersebut sama-sama berada di tubuh nyamuk, mereka saling mengonsumsi makanan serupa. Bagi virus dengue, makanan diperlukan untuk melakukan replikasi.

Kedatangan bakteri Wolbachia menjadi gangguan bagi virus dengue. Makanan yang dikonsumsi menjadi sedikit. Akibat persaingan itu membuat proses replikasi virus terganggu dan jumlahnya pun makin sedikit.

Dalam beberapa waktu ke depan, virus dengue akhirnya habis karena mati dan tidak bisa membuat replika. Alhasil nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia tidak lagi menjadi vektor. Ketika nyamuk menggigit manusia tidak lagi menyebabkan penyakit demam berdarah dengue.

Bakteri Wolbachia dari satu nyamuk Aedes Aegypti bisa ditularkan ke nyamuk lainnya melalui persilangan dalam perkembangbiakannya. Mengutip laman UGM, nyamuk Wolbachia jantan yang kawin dengan nyamuk betina tanpa Wolbachia, akan menghasilkan telur mandul dan tidak menetas.

Dampak persilangan lainnya yaitu nyamuk Wolbachia betina yang kawin dengan nyamuk jantan tanpa Wolbachia, akan menetas semua telurnya dan mengandung Wolbachia. Terakhir, nyamuk Wolbachia betina yang kawin dengan nyamuk Wolbachia jantan, juga menetas telurnya dan memiliki Wolbachia.

Persilangan inilah yang menjadi percontohan di beberapa kota agar terjadi penyebaran nyamuk Wolbachia. Nyamuk ini dapat memutus rantai penularan virus dengue sebagai pemicu penyakit DBD.

Nyamuk Wolbachia aman bagi manusia. Bakteri Wolbachia tidak menginfeksi manusia dan tidak ada transmisi horizontal pada spesies lain. Bakteri ini juga tidak membuat pencemaran lingkungan biotik dan abiotik.

Efektivitas dan Dampak Penyebaran Nyamuk Wolbachia

Penyebaran nyamuk Wolbachia dinilai efektif dalam pengendalian penyakit DBD secara global. Penelitian teknologi Wolbachia telah berlangsung di Yogyakarta selama 12 tahun dari 2011. Studi pertama berupa Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) yang diterapkan di Yogyakarta melalui desain Cluster Randomized Controlled Trial (CRCT).

Studi tersebut menemukan, nyamuk Aedes aegypti yang memiliki Wolbachia menurunkan kasus dengue sebesar 77 persen. Dampaknya adalah rawat inap karena kasus dengue juga turun sampai 86 persen. Berdasarkan hasil temuan ini beserta studi di negara lain yang menerapkan teknologi Wolbachia untuk pengendalian dengue, telah mendapat rekomendasi dari WHO Vector Control Advisory Group semenjak 2021.

Uji coba nyamuk Wolbachia di Indonesia mulai digalakkan dengan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Proyek Percontohan (Pilot Project) Implementasi Wolbachia. Inovasi pengendalian penyakit dengue ini telah diterapkan pada lima kota yakni Semarang, Bandung, Jakarta Barat, Bontang, dan Kupang.

Baca juga artikel terkait NYAMUK WOLBACHIA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari