tirto.id - Fenomena wabah virus corona secara global membuat masyarakat dunia harus lebih memerhatikan kesehatan dan kebersihan diri.
Corona disebutkan oleh WHO sebagai penyakit menular yang memengaruhi banyak orang atau pandemi. Para ahli telah memberikan beberapa rekomendasi untuk mencegah penyebaran virus corona atau covid-19 ini, salah satunya tidak menyentuh wajah dengan tangan.
Virus corona diyakini penularannya melalui percikan liur ataupun lendir yang dikeluarkan oleh individu terinfeksi saat sedang batuk atau bersin. Percikan tersebut juga dapat menempel di benda-benda yang akhirnya tersentuh tangan.
Jennifer Hanrahan, kepala divisi penyakit menular di University of Toledo Medical Center menyebutkan, patogen dapat bertahan selama sembilan hari di permukaan benda.
"Jadi kita terus-menerus bersentuhan dengan patogen potensial yang dapat menyebabkan infeksi," kata Hanrahan seperti yang dikutip dari Stat News.
Menurutnya, menyentuh wajah dengan tangan yang terkontaminasi patogen akan meningkatkan risiko seseorang tertular virus.
Sebetulnya hal tersebut menjadi alasan jelas mengapa para ahli melarang orang-orang untuk menyentuh wajah di tengah wabah corona ini. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebiasaan tersebut sulit dihilangkan oleh sebagian besar orang.
Dalam sebuah penelitian berskala kecil yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2015 menyebutkan, setidaknya seseorang menyentuh wajah mereka sebanyak 23 kali dalam satu jam.
Penelitian tersebut juga menyebutkan hampir setengah sentuhan wajah melibatkan area pintu masuk virus dan bakteri, termasuk mata, hidung, dan mulut.
Bahkan tenaga medis, yang mana lebih paham perihal ini, disebutkan bahwa menyentuh wajah sebanyak 19 kali dalam dua jam.
Penelitian ini dipubilkasikan oleh The Journal of the American Board of Family Medicine (JABFM) pada tahun 2014.
Profesor psikologi dan bisnis di University of Southern California, Wendy Wood menyatakan, menyentuh wajah merupakan tindakan yang dilakukan orang tanpa berpikir.
Tindakan tersebut dipicu oleh beberapa alasan seperti emosi atau sebagai bentuk ekspresi dalam menyampaikan maksud ketika berdiskusi. Tindakan-tindakan seperti ini sering dilakukan tanpa sadar hingga menjadi kebiasaan.
Sehingga untuk menghentikannya diperlukan tindakan secara sengaja, yakni dengan mempersulit tangan untuk menyentuh wajah. Wood menyebutkan salah satu cara adalah dengan menggunakan sarung tangan.
"Jika orang mengenakan sarung tangan dan kacamata, mereka cenderung lebih sedikit menyentuh wajah mereka," kata Wood pada Stat News.
Selain itu, cara yang paling mungkin untuk memutus rantai penyebaran virus corona adalah dengan rajin mencuci tangan.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada akhir tahun 2019 menyebutkan bahwa penyebaran epidemi 69 persen lebih dapat diatasi jika orang mencuci tangan saat berada di bandara. Sayangnya, riset ini hanya menemukan 20 persen orang yang memiliki tangan bersih di bandara.
Hal ini berkaitan dengan penyebaran virus secara global melalui transportasi udara. Semakin banyak orang dengan tangan bersih akan memiliki dampak signifikan dalam memperlambat penyebaran virus secara global, termasuk penyebaran virus corona
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno