tirto.id - “Sumpek. Hampir setiap hari dari Senin sampai Jumat, dari pagi sampai malam, jalan sini ramai banget.”
Keluhan tersebut keluar dari mulut Indra, salah satu warga Condet, saat ditemui Tirto, di Jalan Raya Condet, Jakarta Timur, pada Minggu (11/3/2018). Indra mengaku sudah tinggal di kawasan itu sejak tahun 1979. Daerah ini cukup dikenal karena masih kental dengan budaya Betawi.
Matahari tepat di atas kepala, saat reporter Tirto mengunjungi tempat tersebut. Menuju ke kawasan Jalan Raya Condet, lalu lintas terlihat cukup ramai, mulai dari kendaraan pribadi, hingga angkutan umum serta ojek online yang ngetem.
Saat masuk ke dalam kawasan permukiman Jalan Raya Condet, keadaan semakin sesak karena jalan yang semakin menyempit. Pejalan kaki yang melintas pun bahkan cukup kesulitan berjalan, apalagi saat berpapasan dengan orang lain.
Jika berpapasan dengan orang lain, salah satunya perlu memiringkan badan agar tidak bertubrukan dan menyerempet kendaraan yang lewat. Di kawasan Jalan Raya Condet ini cukup banyak pedagang yang mengais rejeki, seperti jualan parfum, baju muslim hingga warung kaki lima.
Kepadatan di wilayah ini lebih disebabkan karena jalan yang sempit untuk berpapasan dua mobil. Menurut Indra, hampir setiap hari dari pagi hingga malam, lalu lintas di daerah ini cukup padat. Ia merasakan, makin lama kawasan ini kian ramai, penuh dengan kendaraan.
“Cuma pas Minggu atau liburan panjang lebaran aja sepi. Tapi sepi aja ramai begini, bisa lihat sendiri,” kata Indra sambil menikmati secangkir kopi saat ditemui Tirto.
Indra sangat antusias saat dirinya mendengar rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan menjadikan Condet sebagai kawasan baru Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) mulai April nanti. Indra mengaku sudah tidak sabar menunggu realisasi ide ini.
Rencana tersebut disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno saat menyambangi lapangan sepak bola Poncol, di Jalan Batu Alam Jaya RT 007 RW 003, Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur, Sabtu (10/3/2018).
Sandiaga mengatakan, pihaknya tengah mempertimbangkan beberapa kawasan baru di Ibukota untuk menerapkan CFD, dan salah satu kawasan yang sudah lolos tahapan pertimbangan adalah Condet, Jakarta Timur. Kegiatan CFD ini akan dimulai pada awal April mendatang.
“Kalau bisa secepatnya. Harapannya secepatnya. Biar ngerasain sekali-kali jalan sini enggak padat motor, enggak ada kendaraan,” kata Indra dengan penuh antusias.
Istrinya, Siti Hadijah yang baru empat tahun tiggal di Condet pun mengaku senang dan sudah berencana berpartisipasi meramaikan kegiatan CFD itu.
“CFD waktu libur kan ya? Asik, anak pasti juga suka. Siapa pun gubernurnya, yang penting rencananya asik, saya dukung aja,” kata Hadijah sambil duduk santai dengan Sartinah, tetangganya yang sudah 5 tahun tinggal dan berjualan di depan gang Jalan Raya Condet ini.
“Suka-suka aja, kalau CFD enggak ada kendaraan, tapi bisa jualan ya mumpung,” kata Sartinah menambahkan. Ia berharap dengan kegiatan CFD ini, dagangannya semakin laris.
Hal senada juga diungkapkan Ipah. Perempuan berusia 29 tahun ini dan sehari-hari menjaga warung milik mertuanya ini menyatakan sangat mendukung rencana dari Pemprov DKI Jakarta itu. Ia mengaku, selama ini belum pernah merasakan langsung situasi CFD yang sudah ada di Jakarta, seperti kawasan Bundaran HI, dan sebagainya.
"Saya perantau. Belum pernah ke CFD yang ada di Jakarta yang di pusat sana, ke Monas saja saya belum pernah,” kata Ipah.
Menurut Ipah, selain dapat dijadikan sebagai ruang olah raga bersama, kegiatan CFD di Condet ini juga dapat menjadi kesempatan untuk menjajakan dagangannya agar lebih laris. “Kalau ada CFD nanti ya ikut dulu CFD, baru jualan dong,” kata Ipah sambil tersenyum.
Ipah menambahkan “di sini macet banget, buat jalan kaki saja susah, jadi kalau ada CFD itu ide bagus buat kesehatan, dan saya memang dukung pak Anies-Sandi waktu nyoblos dulu.”
Sosialisasi Belum Masif
Namun demikian, sejumlah warga yang ditemui Tirto dan mendukung rencana Pemprov DKI Jakarta ini mengaku belum mendapat sosialisasi lebih lanjut terkait rencana tersebut. Indra dan istrinya, misalnya, mengatakan belum mendapat sosialisasi dari pihak panitia.
“Belum ada sosialisasi. Belum ada dari RT, RW atau Kelurahan. Kalau ada sosialisasi kemungkinan semua warga sih mendukung saja pasti, dan mau berpartisipasi meramaikan kegiatan itu,” kata Indra.
Hal yang sama juga diungkapkan Sumarni, wanita setengah baya yang tinggal dan berjualan di Jalan Raya Condet selama 18 tahun ini. Sumarni berkata, ia belum mendengar kabar berita soal akan diadakan CFD di wilayah Condet.
“Kalau ada sosialisasi dari RT, RW pasti warga tahu. Tapi, belum ada sosialisasi. Kalau memang ada, ya saya suka aja. Saya dukung rencana Pak Anies-Sandi, di sekitar sini, rata-rata mendukung Anies-Sandi,” kata Sumarni sambil merapikan dagangan di warungnya.
Terkait pelaksanaan CFD di Condet, Sandiaga Uno mengatakan, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur dan pihak kepolisian setempat akan berkoordinasi untuk melancarkan kegiatan ini. Ia berharap, dengan adanya CFD, warga sekitar menjadi lebih sehat dan bisa semakin memperluas jaringan untuk bersosialisasi dan bermasyarakat.
Wakil Gubernur yang gemar berolah raga ini mengatakan, kawasan CFD tak hanya berfungsi sebagai ruang terbuka untuk aktivitas olah raga dan sosial masyarakat. Namun, dapat mendongkrak ekonomi masyarakat dengan partisipasi dari dunia usaha, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sementara itu, Walikota Jakarat Timur, Bambang Musyawardana saat konfirmasi Tirto terkait koordinasi dengan kepolisian, hanya menjawab singkat “saya eggak tahu, itu kan urusan panitia, kelurahan dan kecamatan.”
Namun demikian, Bambang mengklaim pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait rencana CFD di kawasan Condet ini. Sayangnya, saat ditanya soal masih banyaknya masyarakat yang belum tahu informasi tersebut, ia hanya melontarkan jawaban “kurang tahu ya, itu urusannya orang kecamatan.”
Selain di Condet, Pemrov DKI juga akan membukan kawasan CFD di beberapa tempat lainnya. Hari ini, Minggu (11/3/2018) misalnya, CFD juga diselenggarakan di Jalan Tomang Raya, Jakarta Barat.
“Ini hari bersejarah karena hari ini pertama Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB). Saya apresiasi, Insyaallah ini akan terus menjadi harapan dari masyarakat untuk ruang terbuka yang bisa dipakai olahraga dan beraktivitas,” kata Sandiaga di lokasi CFD, Jakarta Barat, seperti dikutip Antara, Minggu (11/3/2018).
Sandiaga berkata, pelaksanaan HBKB pada kawasan tertentu di Jakarta, termasuk di Jalan Tomang Raya, Jakarta Barat, dimaksudkan supaya tersedia ruang terbuka publik untuk berbagai aktivitas warga, termasuk berolahraga yang bebas atau minim polusi udara.
"Masyarakat butuh ruang terbuka untuk beraktivitas, khususnya olahraga. Ini kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Diharapkan semuanya menikmati, mudah-mudahan ini menjadi oase di Jakarta Barat untuk kegiatan warga, [agar] tambah sehat dan bugar,” kata dia.
HBKB juga diharapkan akan mampu menurunkan kadar gas buangan kendaraan bermotor dengan mengistirahatkan secara penuh dengung mesin dari puluhan ribu kendaraan pada sejumlah ruas jalan tertentu sehari dalam seminggu, serta menurunkan tingkat pencemaran lingkungan di Jakarta.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Abdul Aziz