tirto.id - Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin, mengkritik kebijakan pemerintah yang lebih memprioritaskan impor alat utama sistem senjata (alutsista) dibandingkan memprioritaskan peningkatan anggaran pangan.
Menurutnya, pengadaan alutsista tidak dibutuhkan oleh masyarakat, terlebih anggaran yang dikucurkan nilainya mencapai triliunan. Mengutip Kementerian Pertahanan, pagu alokasi pinjaman alutsista pada periode 2020-2024 mencapai 4,25 miliar dolar As atau sekitar Rp61,7 triliun.
"Buat apa kita utang ratusan triliun tapi tidak untuk sesuatu yang nyatanya tak dibutuhkan. Nyatanya yang kita butuh adalah pangan," kata Cak Imin di Kabupaten Bandung, Jawa Barat dalam siaran pers ditulis Kamis (4/1/2024).
Cak Imin mengatakan, dana pembelian alutsista tersebut lebih baik digunakan untuk pengadaan alat pertanian. Dia khawatir, apabila pemerintah terlalu banyak menganggarkan utang untuk alutsista, maka Indonesia akan ketergantungan terhadap impor pangan dan tak bisa melakukan swasembada.
"Yang bahaya sekali, bahaya yang pertama adalah kalau mengandalkan impor sementara negara lain juga sudah mulai menghentikan ekspor karena kebutuhannya sudah sangat besar," kata dia.
Dia juga mengingatkan bahwa saat ini negara-negara di Eropa sebagai produsen senjata sudah memiliki tren untuk mengubah arah industri. Dari sebelumnya banyak membuat alutsista kini berubah ke produksi alat pertanian.
"Jadi saya pernah suatu hari ke Eropa, di Eropa itu ada pameran. Pameran itu menarik, pameran alat perang diganti dan dihancurkan jadi alat pertanian," kata Cak Imin.
Menanggapi pernyataan Cak Imin, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Habiburokhman menyebut sosok Ketua Umum PKB tersebut tak memahami permasalahan geopolitik dan geostrategi. Menurutnya, pembelian alutsista tidak semudah membeli kebutuhan lain, perlu ada lobi dan pendekatan khusus.
"Itu menunjukkan ketidakpahaman Pak Muhaimin soal geopolitik dan geostrategis," kata Habiburokhman.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Anggun P Situmorang