tirto.id - Buni Yani mengakui telah masuk dalam Dewan Kampanye Nasional (DKN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019 di bidang media. Ia pun mengaku siap memenangkan pasangan nomor 02 ini.
"Pak Prabowo harus menang, kalau nggak nanti saya masuk penjara 1,5 tahun. Justru itu yang saya lawan. Jadi ini harus dilawan ini rezim kalau dia zalim kepada masyarakatnya sendiri. Begitu," kata Buni, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2018).
Meskipun begitu, Buni menyatakan, dirinya ditarik menjadi anggota DKN Prabowo-Sandiaga lantaran memang memiliki kemampuan di bidang media sebagai pengajar ilmu komunikasi.
"Saya itu tamat S2 di Amerika. Saya punya ilmunya yang saya mau ditempatkan. Jadi itu. Dan saya juga dosen," kata Buni.
Saat disinggung perkara statusnya sebagai terdakwa, Buni menyatakan itu bukan masalah. Sebab, ia mengklaim sebenarnya tidak bersalah, melainkan mendapat kriminalisasi dari rezim Jokowi dan kini sedang menjalani kasasi.
"Saya berharap MA itu adil melihat kasus saya ini bukan kasus, saya tidak ada unsur pidananya. Saya tidak salah apa-apa, dan bisa memberikan saya keadilan yang seadil-adilnya. Dan kalaupun tidak saya akan terus tuntut sampai ujung dunia saya tuntut," kata Buni.
DKN Prabowo-Sandiaga sudah diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat (21/9/2018) lalu. Diketahui, Ketua DKN Prabowo-Sandiaga adalah Djoko Santoso dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Juru Kampanye Nasional.
Selain itu, dalam DKN Prabowo-Sandiaga juga diisi banyak purnawirawan dan jenderal. Salah satunya Laksamana Tedjo Edhy yang dulu pernah menjadi Menkopolhukam Kabinet Jokowi-JK.
Begitu juga terdapat banyak habib dan ulama yang menjadi juru kampanye Prabowo-Sandiaga, salah satunya Bachtiar Nasir.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto