tirto.id - Bukalapak telah berhasil menggandeng sebanyak 500 ribu warung dan toko kelontong sebagai mitra sejak awal tahun 2017.
CEO Bukalapak Ahmad Zaky menyampaikan, toko-toko ritel yang bermitra dengan perusahannya itu akan mendapat sejumlah kemudahan di antaranya untuk mendapatkan suplai serta pendanaan.
Kemudahan dalam memperoleh suplai, kaya Zaky, bisa dinikmati para mitra Buka Lapak karena mereka mulai bergabung dengan sistem digital.
"Kalau sekarang ini, warung itu kan dia harus ke agen terdekat. Dia buang waktu, belum tentu ada dan murah barangnya. Dengan kita kombinasikan warung-warung ini dalam satu platform, nanti jadi mudah mereka dapat suplainya," kata Zaky di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).
Mitra Bukalapak, lanjut Zaky, sebenarnya ditujukan untuk mendorong penetrasi digital usaha-usaha mikro dan kecil di Indonesia. Dengan terhubungnya mereka ke teknologi, ia yakin warung-warung dan toko kelontong tersebut dapat naik kelas.
Selain itu, toko-toko ritel tersebut juga ceruk pasar yang cukup menjanjikan. Menurut Zaky, ada sekitar 50 juta toko ritel di Indonesia.
"Sementara yang ditargetkan sama Bukalapak untuk jadi mitra hanya 3-5 juta," tuturnya.
Beberapa fitur yang disediakan bagi mitra Bukalapak di antaranya 'Warung Terdekat', Call Order Delivery (COD), serta layanan 'Saldo Bantuan'.
Selain itu, bantuan pembiayaan warung juga bisa didapatkan melalui program kerjasama Bukalapak dengan pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
"Program ini memungkinkan pemilik warung untuk mendapatkan pembiayaan pinjaman usaha maksimal Rp10 juta per nasabah," ucapnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dhita Koesno