Menuju konten utama

Buka-bukaan Jusuf Kalla di Acara Kick Andy & Cerita Lengkapnya

Jusuf Kalla mengkritisi sejumlah hal ketika menjadi pembicara di acara Kick Andy.

Buka-bukaan Jusuf Kalla di Acara Kick Andy & Cerita Lengkapnya
Wakil Presiden ke 10 dan ke 12 Jusuf Kalla memberikan sambutan saat menghadiri peringatan Milad Ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

tirto.id - Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) menjadi bintang tamu Andy Noya di acara Kick Andy pada 9 Juni 2023, untuk memberikan klarifikasi kepada publik mengenai sejumlah kontroversi yang menyelubungi namanya akhir-akhir ini.

Isu yang dibahas mencakup soal ekonomi dan politik, mulai dari tanggapannya tentang dominasi pengusaha Tionghoa, ancaman peristiwa 1998 yang mungkin bisa terjadi lagi, tuduhan “provokator, tentang renggangnya hubungannya deengan Presiden Jokowi, hingga isu lainnya.

Andy Noya membuka perbincangan dengan mengutip pernyataan JK soal ekonomi Indonesia yang 50 persen lebih dikuasai oleh pengusaha keturunan Tionghoa.

Pernyataan itu menimbulkan tuduhan terhadap JK karena dianggap bermuatan rasis. Andy kemudian meminta JK untuk menjelaskan hal tersebut.

Poin-poin Perbincangan JK di Acara Kick Andy

Berdasarkan video perbincangan JK dan Andy Noya berdurasi 1.05 jam, ada sejumlah poin yang bisa dibahas, antara lain:

1. Etnis Tionghoa menguasai dunia bisnis Indonesia

JK menjawab bahwa dia hanya menyatakan fakta, dia membahas bahwa ini bisa dilihat dengan data daftar orang terkaya di Indonesia yang memang dipuncaki oleh keturunan Tionghoa.

“Kan hanya membaca fakta saja, Anda boleh lihat, terbuka tiap bulan, siapa orang terkaya di negeri ini? Dan itu rumus ekonomi kan?” ujar JK dalam video Kick Andy yang diunggah pada Jumat, 9 Juni 2023 pada kanal YouTube Metro TV.

“Contohnya dari 10 orang terkaya di Indonesia, 8 pengusaha Tiongkok, 1 orang India, yang non Tionghoa cuma 1. Cuma Chairul Tanjung. Dari 100 pengusaha yang kaya, itu 85, itu ada, terbuka itu data yang dibikin oleh Forbes itu kan,” katanya.

2. Pernyataan Tionghoa sebagai bahan intropeksi

Andy kemudian menanggapi hal itu, apabila ditempatkan dengan data dan fakta, JK tidak bohong, tetapi apabila diletakkan pada konteks lain, maka JK bisa dituding sebagai seseorang yang anti Tiongoa.

Namun, pada kesempatan tersebut, JK menegaskan pernyataan terebut tidak bermaksud rasis. Akan tetapi sebaliknya, data yang dia sebutkan bisa menjadi introspeksi untuk belajar dari orang-orang Tionghoa yang terkenal akan kesuksesan bisnisnya.

“Belajarlah dari pengalaman orang yang maju,” katanya.

3. JK kritisi TKA yang masuk ke Indonesia

Dalam kesempatan itu, JK mengkritisi tenaga kerja asing (TKA) yang masuk ke Indonesia. Menurutnya, yang diharapkan dalam investasi dari luar adalah pajak, tenaga kerja, dan transfer teknologi.

Menurut JK, untuk tenaga kerja yang bersifat non ahli dapat direkrut dari tenaga kerja Indonesia. “Kalau yang kerja itu sampai tenaga rendah pun orang asing, and then buat apa ini perusahaan asing?” jelas JK.

“Banyak tenaga kerja, banyak pengangguran, tapi didatangkan, bukan tenaga ahli, buruh yang didatangkan,” tegas JK.

4. JK menganggap Jokowi terlalu ikut campur tangan Pemilu 2024

JK menjelaskan bahwa dia memang pernah memberikan pernyataan yang ditujukan kepada Jokowi. Pernyataan tersebut adalah “jangan berlebihan” mengurusi politik Pemilu.

Menurutnya, pernyataan itu dia sampaikan merujuk sumpah Presiden dan Wakil Presiden bahwa akan taat kepada konstitusi dan undang-undang, serta akan melaksanakan pemerintahan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.

Apabila Presiden dan Wakil Presiden berpihak, campur tangan, maka dia tidak melaksanakan sumpahnya, kata JK.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto