tirto.id - Peneliti dari Pusat Riset Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eko Yulianto menyatakan pembentukan pulau baru di Desa Teinaman, Kecamatan Tanimbar Utara, Kepulauan Tanimbar, akibat patahan gempa bumi.
Pulau baru itu terbentuk usai gempa bermagnitudo (M) 7,5 mengguncang Maluku pada pada Selasa (10/1/2023) pukul 00.47 WIB atau 02.47 waktu setempat.
"Pembentukan pulau baru terjadi dalam istilah geologi disebut patahan, dimana proses pengangkatan penurunan daratan terjadi akibat mekanisme siklus gempa," kata Eko dikutip dari Antara, Rabu (11/1/2023).
Eko menjelaskan pengangkatan dan penurunan daratan oleh mekanisme siklus gempa disebabkan dua fase utama, yakni inter seismic merupakan fase awal gempa bumi dan fase coseismic adalah fase ketika gempa tektonik terjadi.
"Seperti yang pernah terjadi pada kasus gempa tsunami Aceh tahun 2004, munculnya pulau dengan ketinggian mencapai tiga meter," katanya.
Eko mengatakan sebelum munculnya pulau baru di Tanimbar, besar kemungkinan lokasi itu adalah laut dangkal. Ketika gempa menyentak maka dasar laut dangkal ini bisa menyembul ke atas permukaan laut menjadi pulau baru.
"Untuk mengkonfirmasi prosesnya seperti apa sebelum kejadian gempa, kemungkinan masyarakat sudah mengamati apakah laut dangkal relatif dekat dengan permukaan air sehingga dengan sekali hentakan kejadian gempa, maka kemudian seolah-oleh muncul menjadi pulau baru," katanya.
Pada prinsipnya, lanjut Eko, sebagian besar kepulauan di Indonesia terbentuk karena proses tektonik dan vulkanik. Hal itu mengakibatkan semua yang berada di bawah laut dalam satu masa muncul ke atas permukaan laut.
Eko mengatakan Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung api paling banyak di dunia. Proses pembentukan gunung itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan munculnya daratan keluar dari perairan atau laut.
Kemudian faktor kedua disebut sebagai tektonik karena pengangkatan daratan itu secara perlahan-lahan juga secara cepat mengikuti siklus gempa bumi.
"Saat energi terkumpul melampaui plastisitas kerak bumi, kerak patah dan terangkat menjadi pulau baru," kata Eko.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa magnitudo 7,5 di Maluku pada pukul 00.47 WIB atau 02.47 waktu setempat. Gempa berada di 136 km barat laut Kepulauan Tanimbar atau dulu bernama Maluku Tenggara Barat dengan kedalaman 130 km.
Berselang sekitar 20 menit, gempa susulan terjadi dengan magnitudo (M) 5,5 pada pukul 01.10 WIB atau 03.10 waktu setempat. Pusat gempa berada di 197 km barat laut Kepulauan Tanimbar dengan kedalaman 128 km.
BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami akibat gempa bumi tersebut. BMKG kemudian mengumumkan peringatan dini tsunami berakhir pada pukul 03.43 WIB atau 04.43 waktu setempat.
Editor: Gilang Ramadhan