tirto.id - Program Mangroves for Coastal Resilience (M4CR), sebuah inisiatif kolaboratif antara Kementerian Kehutanan serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), melaksanakan kegiatan Media Gathering di Sumatera Utara pada 1- 4 Desember 2024. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan media nasional dan lokal terhadap konservasi mangrove, terutama dalam memperkuat ketahanan pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal yang bergantung pada ekosistem mangrove.
Indonesia memiliki sekitar 23% dari total ekosistem mangrove dunia, menjadikannya negara dengan kawasan mangrove terbesar secara global. Hutan mangrove memberikan berbagai manfaat penting, termasuk sebagai pelindung alami dari erosi pantai, badai, dan tsunami. Selain itu, mangrove juga memiliki kemampuan menyerap karbon dalam jumlah besar, yang dikenal sebagai “blue carbon,” sehingga berperan penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Meski demikian, mangrove di Indonesia mengalami tekanan berat akibat aktivitas manusia, seperti alih fungsi lahan menjadi tambak dan pengembangan wilayah pesisir.
Melalui program M4CR, Pemerintah Indonesia menargetkan rehabilitasi lebih dari 75.000 hektar mangrove yang terdegradasi untuk mendukung ketahanan iklim sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Program ini juga dirancang untuk meningkatkan keterampilan masyarakat lokal dalam memanfaatkan mangrove secara berkelanjutan, misalnya melalui ekowisata, budidaya perikanan, serta pengembangan produk turunan mangrove.
Ir. Hartono, M.Sc., Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), menyatakan, "Mangrove tidak hanya penting bagi lingkungan tetapi juga memiliki dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat pesisir. Program M4CR bertujuan melindungi wilayah pesisir dan memberdayakan masyarakat lokal agar mampu menjaga sekaligus memanfaatkan hutan mangrove secara berkelanjutan. Dengan keterlibatan media dalam acara ini, kami berharap semakin banyak masyarakat Indonesia yang menyadari pentingnya menjaga ekosistem mangrove, baik sebagai pelindung alam maupun sumber penghidupan."
Kegiatan Media Gathering ini dihadiri oleh belasan media nasional dan lokal dari Sumatera Utara yang diundang untuk mendapatkan pemahaman langsung tentang pentingnya konservasi mangrove. Media berkesempatan mengunjungi beberapa lokasi rehabilitasi mangrove di Kabupaten Langkat dan Deli Serdang, di mana mereka menyaksikan sendiri bagaimana program M4CR telah memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat.
Provinsi Sumatera Utara menjadi satu di antara empat provinsi prioritas Mangrove for Coastal Resilience dengan luas target seluas 6.078 hektar hingga tahun 2027, meliputi 12 Kabupaten, 34 Kecamatan, dan 93 desa. Salah satunya berada di Desa Pasar Rawa, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Di Pasar Rawa, Kabupaten Langkat, para peserta Media Gathering melihat contoh nyata rehabilitasi mangrove secara swadaya dan swakelola, di mana masyarakat bahu-membahu melakukan konservasi mangrove. Kasto Wahyudi, Ketua KTH Maju Bersama yang turut terlibat dalam program ini, mengatakan, "Dulu kami sering khawatir akan abrasi dan gelombang tinggi yang mengancam desa. Namun, sejak ada penanaman mangrove, pantai kami lebih terlindungi. Selain itu, kami juga dapat memanfaatkan mangrove dalam membantu perekonomian keluarga kami."
Selama empat hari kegiatan, peserta media berpartisipasi dalam berbagai sesi yang dirancang untuk memperkenalkan program M4CR secara menyeluruh:
- 1. Presentasi dan Diskusi – Hari pertama acara diawali dengan presentasi mengenai pentingnya mangrove untuk ketahanan pesisir, fungsi mangrove sebagai penyerap karbon, dan peran ekosistem ini dalam mendukung mata pencaharian masyarakat lokal. Sesi diskusi interaktif bersama para ahli dan pejabat pemerintah juga dilakukan untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang tantangan dan peluang dalam rehabilitasi mangrove.
- 2. Kunjungan Lapangan ke Lokasi Rehabilitasi Mangrove – Hari kedua dan ketiga, media diajak ke lokasi rehabilitasi mangrove di Langkat dan Deli Serdang. Di lokasi ini, para jurnalis menyaksikan langsung hasil dari upaya restorasi mangrove dan bertemu dengan masyarakat yang kini memanfaatkan mangrove untuk kegiatan produktif seperti pembuatan kerupuk ikan baronang, gula nipah, dan batik berbahan pewarna alami dari mangrove.
- 3. Diskusi dan Testimoni dari Komunitas Lokal – Sesi ini menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat dan pegiat lingkungan yang aktif terlibat dalam program M4CR. Melalui sesi ini, para jurnalis dapat mendengar langsung cerita dari masyarakat yang terdampak, yang tidak hanya merasakan perlindungan alam tetapi juga manfaat ekonomi yang muncul dari konservasi mangrove.
Sekilas Tentang M4CR
Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) adalah program konservasi yang diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan World Bank. Program ini bertujuan untuk merehabilitasi ribuan hektar mangrove yang terdegradasi di 4 (empat) fokus lokasi; Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, demi memperkuat ketahanan pesisir, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Selain berfokus pada pemulihan ekosistem mangrove, M4CR juga mendorong pemberdayaan ekonomi lokal melalui berbagai program berkelanjutan yang melibatkan masyarakat, seperti ekowisata, produksi kuliner lokal, dan pelatihan pengelolaan sumber daya alam.
Program ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam aksi iklim global dan bertujuan untuk mengurangi kerentanan masyarakat pesisir terhadap bencana alam melalui pendekatan konservasi yang terpadu. Melalui kolaborasi antara Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) serta Kementerian Koordinator Bidang Pangan, ditambah dukungan dari publik dan media, M4CR berharap dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut berkontribusi dalam pelestarian mangrove yang berdampak langsung bagi masyarakat dan lingkungan.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis