Menuju konten utama

Brexit Picu Wacana Pemisahan dari Berbagai Negara Uni Eropa

Keputusan rakyat Inggris untuk keluar dari Uni Eropa dalam “Brexit” memicu tuntutan dari partai-partai sayap kanan di beberapa negara Eropa untuk menempuh langkah yang sama.

Brexit Picu Wacana Pemisahan dari Berbagai Negara Uni Eropa
Sebuah mobil van memajang poster referendum Uni Eropa dari partai United Kingdom independence (UKIP) melewati dewan parlemen di London, Inggris, Kamis (16/6). Antara foto/reuters/stefan wermuth.

tirto.id - Pemimpin partai Front Nasional Perancis, Marine Le Pen mencuit, “Kemenangan untuk kebebasan!” dan menyatakan bahwa Perancis saat ini juga memiliki hak untuk memilih.

Politisi anti imigran asal Belanda, Geert Wilders, menyerukan bahwa inilah saatnya Belanda untuk menggelar “Nexit” (Netherlands Exit).

Dalam sebuah referendum yang cukup dramatis, masyarakat Inggris pada Kamis, (24/06/2016) waktu setempat, memutuskan untuk berpisah dengan UE, dengan jumlah suara 52% untuk “Keluar” dan 48% untuk “Bertahan. Para analis mengemukakan bahwa politisi UE akan mengkhawatirkan efek domino yang dapat mengancam organisasi secara keseluruhan.

Le Pen turut merayakan hasil referendum Inggris dengan mencuit, ” Kemenangan untuk kebebasan! Seperti yang telah saya sampaikan selama bertahun-tahun, kita harus memiliki referendum serupa di Perancis dan negara-negara UE lainnya.”

Le Pen merupakan salah satu calon terkuat untuk pemilihan presiden Perancis pada 2017 tetapi jajak pendapat menyatakan bahwa ia akan kalah dalam pemilihan.

Le Pen pada Jumat lalu mengimbau di depan pertemuan partai-partai sayap kanan di Wina, Austria, “Perancis memiliki setidaknya 1000 alasan untuk meninggalkan UE dibandingkan Inggris.”

Ia mengungkapkan, UE bertanggung-jawab atas tingginya angka pengangguran dan kegagalan untuk menghadang “penyelundup, teroris, dan imigran yang datang karena motivasi ekonomi”.

Wilders, pemimpin dari Partai Kebebasan di Belanda, menegaskan bahwa, “Kami ingin mendapatkan kebebasan untuk mengatur negara kami sendiri, uang kami sendiri, dan kebijakan imigrasi kami sendiri!”

“Belanda harus secepatnya memanfaatkan kesempatan untuk menentukan masa depan keanggotaannya di Uni Eropa,”imbuhnya.

Belanda akan menghadapi pemilihan umum pada Maret 2017 dan beberapa jajak pendapat menunjukkan

Ia menyatakan, “Jika saya menjadi perdana menteri, kita akan menggelar referendum di Belanda untu keluar dari UE. Biarkan rakyat Belanda yang memutuskan!”

Survei terbaru di Belanda mengungkapkan, 54% dari penduduk di Belanda menginginkan referendum.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Austria Sebastian Kurz optimistis bahwa UE akan bertahan dalam menghadapi keluarnya Inggris, tapi “efek domino yang tercipta pada negara lainnya tidak akan dapat dihindarkan”.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: BBC
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra