tirto.id - Kecelakaan pesawat yang membawa rombongan tim sepak bola asal Brazil, Chapecoense, menimbulkan duka yang mendalam bagi masyarakat negeri samba tersebut. Hampir seluruh anggota rombongan meninggal dunia. Pemerintah Brasil pun mendaklarasikan tiga hari berkabung nasional untuk menghormati para korban yang meninggal dalam tragedi mengerikan itu.
Presiden Brasil, Michael Temer, mendaklarasikan masa berkabung nasional dan menyatakan belasungkawa yang mendalam kepada sahabat dan keluarga para korban.
"Saya mengungkapkan solidaritas saya pada saat menyedihkan ini ketika puluhan keluarga Brasil tengah terdampak oleh tragedi tersebut," tulis Temer dalam twitter pribadinya, Selasa (29/11/2016) seperti dikutip dari The Guardian.
“Kami menawarkan segala bentuk bantuan yang kami bisa lakukan untuk keluarga. Angkatan udara dan kementerian luar negeri telah ditugaskan untuk segera bekerja. Pemerintah akan melakukan segala usaha yang memungkinkan untuk mengurangi rasa sakit dari sahabat dan keluarga olahraga serta jurnalisme Brasil,” lanjutnya.
Tak hanya Temer, pemimpin Kolombia, Juan Manuel Santos, juga ikut mengungkapkan rasa belasungkawanya.
“Solidaritas untuk keluarga korban (kecelakaan) dan Brasil,” ujar Santos. Lalu Gubernur Negara Bagian Santa Catarina, Raimundo Colombo, menyebut bahwa saat ini merupakan waktu yang menimbulkan rasa sakit luar biasa bagi komunitas olahraga Santa Carina dan Brazil.
Colombo juga menyebut bahwa Chapecoense merupakan satu-satunya tim asal Santa Carina yang pernah mencapai babak final dalam kompetisi sepak bola internasional.
Penghormatan besar juga dilakukan oleh Atlético Nacional, lawan yang seharusnya dihadapi Chapecoense di final Copa Sudamericana. Atlético meminta pihak penyelenggara kompetisi untuk memberikan gelar juara dan piala ke Chapecoense.
“Sejauh yang kami pedulikan, Chapecoense selamanya akan menjadi juara dari Copa Sudamericana 2016,” tulis pernyataan resmi klub tersebut.
Sebelumnya, pada hari Selasa lalu, pesawat LAMIA Bolivia RJ85 yang ditumpangi rombongan Chapecoense jatuh di dekat Medellin, Kolombia. Pesawat tengah berada dalam perjalanan menuju kota Medellin.
Tujuh puluh lima penumpang meninggal dunia, sedangkan enam lainnya berhasil bertahan hidup, namun satu orang meninggal dalam perawatan. Lima orang yang hingga kini masih terbaring di rumah sakit adalah dua pemain Chapecoense, dua kru pesawat, dan satu jurnalis.
Seorang wartawan yang berada di lokasi kejadian melaporkan puluhan mayat tergeletak di sekitar reruntuhan. Badan pesawat terbelah menjadi dua, sedangkan hanya bagian hidung dan salah satu sayapnya yang bentuknya masih dikenali. Bagian ujung ekornya hancur lebur dan hampir tak berbentuk lagi.
Pernyataan resmi dari Bandara José María Córdova di Medelin menyebutkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kegagalan dari sistem listriknya. Pesawat jatuh di daerah pengunungan hutan di luar Medelin. Hujan lebat, kabut, dan minimnya penerangan sempat menghalangi upaya penyelamatan.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh