Menuju konten utama

BPS: Waspadai Dampak La Nina Bisa Ganggu Target Produksi Beras 2020

BPS memberi peringatan fenomena La Nina bisa mengganggu panen dan produksi beras di Indonesia terkait warning dari BMKG.

BPS: Waspadai Dampak La Nina Bisa Ganggu Target Produksi Beras 2020
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta).

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) memberi peringatan fenomena La Nina bakal dapat mengganggu panen dan produksi beras di Indonesia. Jika sampai terganggu, maka estimasi produksi beras di sisa akhir tahun 2020 berpotensi tak tercapai.

“Kita tahu produk pertanian sangat rentan terhadap cuaca. Saya beri warning. Potensi Oktober sampai Desember bagus tapi hati-hati dengan warning BMKG dengan fenomena La Nina,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/10/2020).

Suhariyanto mencatat produksi beras hingga akhir tahun 2020 diperkirakan sanggup mencapai 31,63 juta ton. Naik 0,31 juta ton alias 1 persen dari posisi tahun 2019 31,31 juta ton. Jika diasumsikan, konsumsi beras tetap 29,37 juta ton, maka ada surplus beras 2,26 juta ton selama 2020.

Peningkatan produksi beras ini, kata Suhariyanto, hanya sebatas perkiraan sementara. Peningkatan bisa dicapai jika produksi beras selama Oktober-Desember bisa sesuai target yang berturut-turut per bulannya adalah 2,74, 1,5, dan 1,34 juta ton.

Target selama 3 bulan terakhir ini harus bisa dicapai. Sebab selama Januari-September 2020, produksi beras RI sudah mengalami penurunan 0,86 juta ton atau turun 3,18 persen dari tahun 2019. Dari 26,91 juta ton di Januari-September 2019 menjadi 26,06 juta ton di 2020.

Suhariyanto menambahkan sebelum BMKG memperingatkan bahaya dari dampak La Nina saja, produksi pangan Indonesia terutama padi sudah relatif terganggu karena fluktuasi luas panen. Hal ini disebabkan oleh fenomena cuaca yang sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir seperti banjir yang merendam sejumlah wilayah.

Selama Januari-September 2020, produksi padi sudah mencapai 45,45 juta ton. Angka ini turun 1,49 juta ton atau 3,17 persen dari tahun 2019. Meski demikian, jika target Oktober-Desember tercapai, maka produksi padi masih bisa mencapai 55,16 juta ton naik 26,66 persen dari tahun 2019 yang mencapai 54,6 juta ton.

Penurunan produksi padi ini sejalan dengan penurunan luas panen padi selama Januari-September 2020 sebanyak 0,28 juta Ha atau 2,97 persen. Dari 9,28 juta Ha di Januari-September 2019 menjadi 9,01 juta Ha di Januari-September 2020.

Baca juga artikel terkait LA NINA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri