Menuju konten utama

BPS: Pengangguran Lulusan SMK Turun 2,49 Persen

Penurunan pengangguran pada lulusan SMK sebesar 2,49 persen menjadi 8,92 persen pada Februari 2018.

BPS: Pengangguran Lulusan SMK Turun 2,49 Persen
Ilustrasi Pelajar SMK. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - Angka pengangguran pada triwulan I-2018 berkurang 140 ribu orang, sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun menjadi 5,13 persen pada Februari 2018. Penurunan ini jika dilihat dari tingkat pendidikan, didominasi dari tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menurun 2,49 persen dari 11,41 persen pada Agustus 2017 menjadi 8,92 persen pada Februari 2018.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto menyebutkan penurunan TPT selanjutnya dikontribusi oleh lulusan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang turun sebesar 1,1 persen dari 8,29 persen menjadi sebesar 7,19 persen.

Kemudian, penurunan pengangguran juga terjadi pada lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 0,36 persen dari tingkat pengangguran sebesar 5,54 persen menjadi 5,18 persen.

Lebih lanjut dilihat dari daerah tempat tinggal, Kecuk panggilan akrab Suhariyanto mengatakan bahwa TPT di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan. Pada Februari 2018, TPT di perkotaan sebesar 6,34 persen, sedangkan TPT di wilayah perdesaan hanya sebesar 3,72 persen.

"Dibandingkan setahun yang lalu, TPT di perkotaan dan TPT di perdesaan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,16 persen dan 0,28 persen," ungkap Kecuk di Kantor BPS Jakarta pada Senin (7/5/2018).

Secara total, jumlah angkatan kerja pada Februari 2018 ada sebanyak 133,94 juta orang, naik 2,39 juta orang dibanding Februari 2017. Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran.

Pada Februari 2018, sebanyak 127,07 juta orang penduduk bekerja, sedangkan sebanyak 6,87 juta orang menganggur. "Dibanding setahun yang lalu (2017), jumlah penduduk bekerja bertambah 2,53 juta orang sedangkan pengangguran berkurang 140 ribu orang," terangnya.

Berdasarkan jenis kelamin pada Februari 2018, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki, yaitu perempuan hanya 55,44 persen dari total angka penduduk bekerja dan laki-laki hanya 83,01 persen.

"Dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu, TPAK perempuan meningkat sebesar 0,40 persen, sedangkan TPAK laki-laki menurun 0,40 persen," ucapnya.

Baca juga artikel terkait PENGANGGURAN atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yantina Debora