tirto.id - Pandemi COVID-19 telah menyebabkan ketimpangan antara kaya-miskin di Indonesia semakin melebar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Gini Ratio September 2020 RI mengalami peningkatan ke level 0,385 poin dari sebelumnya hanya 0,38 poin di September 2019.
Gini ratio memiliki skala 0 sampai 1. Jika semakin dekat ke angka 1, maka dapat disimpulkan ketimpangan semakin memburuk.
“Seiring dengan naiknya persentase penduduk miskin, gini ratio meningkat dari 0,380 jadi 0,385. Kalau meningkat itu ketimpangan makin tinggi.,” ucap Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2/2021).
Kenaikan gini ratio pada September 2020 ini sedikit-banyak terkait dengan peningkatan angka kemiskinan. Per September 2020 penduduk miskin berjumlah 27,55 juta orang naik dari September 2019 yang berjumlah 24,79 juta orang.
Akibat pandemi, angka kemiskinan di Indonesia juga meningkat ke level double digit yaitu 10,19 persen sejak pertama kali turun ke level single digit di Maret 2018 9,82 persen.
Di perkotaan gini ratio naik dari 0,391 ke 0,399 poin pada September 2020. Sementara di desa gini ratio naik dari 0,315 poin ke 0,319 poin.
Peningkatan gini ratio terjadi di 14 provinsi dari total 34 provinsi di Indonesia. Utamanya di pulau Kalimantan, Jawa, Maluku, NTT dan Papua. Kenaikan tertinggi terjadi di Kalimantan Selatan dari 0,334 ke 0,351 poin.
Tingkat ketimpangan tertinggi masih dipegang DKI Jakarta yang naik dari 0,391 ke 0,400. Lalu diikuti Jawa Barat yang tidak berubah di level 0,398 poin dan Papua yang naik dari 0,391 ke 0,395 poin.
“Pergerakan gini ratio provinsi beda-beda. Ada provinsi mengalami peningkatan gini ratio, ada juga yang menurun,” ucap Suhariyanto.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Restu Diantina Putri