tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia pada Juni 2021 surplus 1,32 miliar dolar AS. Hal ini karena tingginya nilai ekspor Indonesia pada Juni 2021 yaitu mencapai 18,55 miliar dolar AS atau naik 9,52 persen dibanding ekspor Mei 2021. Jika dibanding Juni 2020 nilai ekspor naik cukup signifikan sebesar 54,46 persen.
Sementara nilai impor Indonesia pada Juni 2021 mencapai 17,23 miliar dolar AS, naik 21,03 persen dibandingkan Mei 2021 atau naik 60,12 persen dibandingkan Juni 2020.
“Jadi perkembangan ekspor secara total 2021 sangat menjanjikan dibanding 2019 dan 2020, semoga tren ini akan terjadi di bulan-bulan selanjutnya, ekonomi Indonesia menuju pada pemulihan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono dalam konferensi pers, Kamis (15/7/2021).
Margo menjelaskan, sumbangan ekspor Indonesia ke neraca dagang disumbang terbanyak dari aktivitas ekspor di sektor nonmigas 17,31 miliar dolar AS pada Juni 2021. Angka tersebut naik 8,45 persen dibanding Mei 2021, dan naik 51,35 persen dibanding ekspor nonmigas Juni 2020.
“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juni 2021 mencapai 102,87 miliar dolar AS atau naik 34,78 persen dibanding periode yang sama 2020, demikian juga ekspor nonmigas mencapai 97,06 miliar dolar AS atau naik 34,06 persen,” jelas dia.
Kemudian, peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar 486,4 juta dolar AS atau 32,31 persen, sedangkan penurunan terbesar ekspor nonmigas Juni 2021 terhadap Mei 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan nabati sebesar 846,5 juta dolar AS atau 30,89 persen.
Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Juni 2021 naik 33,45 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 14,05 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 41,21 persen.
Ekspor nonmigas Juni 2021 terbesar adalah ke Cina yaitu 4,13 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 2,14 miliar dolar AS dan Jepang 1,36 miliar dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,09 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar 3,59 miliar dolar AS dan 1,44 miliar dolar AS.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Juni 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 16,08 miliar dolar AS atau 15,63 persen, diikuti Jawa Timur 11,20 miliar dolar AS atau 10,89 persen dan Riau 9,12 miliar dolar AS atau 8,86 persen.
Kemudian untuk impor pada Juni 2021, Margo menjelaskan, nilai impor Indonesia Juni 2021 mencapai 17,23 miliar dolar AS, naik 21,03 persen dibandingkan Mei 2021 atau naik 60,12 persen dibandingkan Juni 2020.
“Impor migas Juni 2021 senilai US$2,30 miliar, naik 11,44 persen dibandingkan Mei 2021 atau naik 239,38 persen dibandingkan Juni 2020. Impor nonmigas Juni 2021 senilai US$14,93 miliar, naik 22,66 persen dibandingkan Mei 2021 atau naik 48,08 persen dibandingkan Juni 2020,” jelas dia.
Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Juni 2021 dibandingkan Mei 2021 adalah mesin dan peralatan mekanis, yaitu 506,7 juta dolar AS atau 28,31 persen. Sedangkan penurunan terbesar adalah bijih, terak, dan abu logam 126,8 juta dolar AS atau 53,48 persen.
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juni 2021 adalah Cina, yaitu 25,27 miliar dolar AS atau 31,79 persen, Jepang 6,56 miliar dolar AS (8,26 persen), dan Korea Selatan 4,45 miliar dolar AS atau 5,60 persen. Impor nonmigas dari ASEAN 14,46 miliar dolar AS dan Uni Eropa 4,99 miliar dolar AS.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz