Menuju konten utama

BPS: Kontribusi Rusia-Ukraina Tidak Besar terhadap Perdagangan RI

Perdagangan Indonesia-Rusia Januari-Februari 2022 defisit 15 juta dolar AS. Perdagangan RI-Ukraina Januari-Februari 2022 juga defisit 6,9 juta dolar AS.

BPS: Kontribusi Rusia-Ukraina Tidak Besar terhadap Perdagangan RI
Pemandangan menunjukkan mobil dan bangunan rumah sakit yang hancur akibat serangan udara di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Mariupol, Ukraina, dalam gambar selebaran yang dirilis Rabu (9/3/2022). ANTARA FOTO/

tirto.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono menyatakan bahwa ketegangan antara Rusia-Ukraina tidak berpengaruh besar terhadap neraca perdagangan Indonesia. Secara kontribusi, transaksi perdagangan kedua negara itu bahkan masih terbilang kecil.

"Kalau kita lihat kontribusinya itu baik ekspor ataupun impor tidak terlalu besar dengan kedua negara tersebut," kata Margo dalam rilis BPS di kantornya, Jakarta, Selasa (15/3/2022).

BPS mencatat perdagangan Indonesia dengan Rusia pada 2021 tercatat surplus 239,8 juta dolar AS. Sedangkan perdagangan pada Januari-Februari 2022 mengalami defisit 15 juta dolar AS.

Ekspor RI ke Rusia kontribusinya hanya 0,65 persen terhadap ekspor nasional. Sedangkan kontribusi impornya hanya 0,64 persen terhadap total impor Indonesia. Adapun pada Januari-Februari 2022 kontribusi ekspor ke Rusia hanya 0,84 persen dan impor satu persen.

Sementara, perdagangan Indonesia dengan Ukraina selama 2021 mengalami defisit 623,9 juta dolar AS. Sedangkan perdagangan RI-Ukraina pada Januari-Februari 2022 juga defisit 6,9 juta dolar AS.

Secara kontribusi ekspor Indonesia ke Ukraina pada 2021 yakni 0,18 persen. Impornya 0,53 persen.

"Secara kumulatif pada Januari-Februari 2022, total ekspor RI ke Ukraina sebesar 0,07 persen dan impor 0,10 persen," katanya.

Pada Februari 2022 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 3,83 miliar dolar AS. Surplus ini terjadi akibat nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan posisi impornya.

Margo mengatakan, pada Februari 2022 ekspor Indonesia menyentuh 20,46 miliar dolar AS, atau naik 6,73 persen secara month to month. Sementara posisi impor Indonesia hanya 16,64 miliar dolar AS, atau turun 8,64 persen.

“Di Februari ini terjadi surplus 3,83 miliar dolar AS. Kalau kita lihat dan surplus ini terjadi 22 bulan secara beruntun Indonesia mengalami surplus perdagangan," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait PERANG RUSIA UKRAINA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky