tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia mencapai 5,51 persen baik secara tahunan year on year (yoy) maupun secara year to date (ytd) atau periode Januari-Desember 2022). Inflasi ini menjadi tertinggi sejak 2014 lalu.
"5,51 persen itu tertinggi sejak 2014 saat itu 8,36 persen," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Senin (2/1/2023).
Sebelumnya Margo menjelaskan, inflasi terbesar sepanjang 2022 terjadi pada kelompok transportasi yaitu 15,25 persen dengan andil inflasi 1,84 persen. Diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,83 persen dengan andil inflasi 1,51 persen.
"Komoditas penyumbang inflasi yoy diantaranya adalah komoditas bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, dan kontrakan rumah. Itu adalah memberikan andil besar terhadap inflasi tahunan," katanya.
Dia menjelaskan dilihat berdasarkan komponennya, tekanan inflasi harga bergejolak mengalami pelemahan dari bulan-bulan sebelumnya. Sebaliknya peningkatan inflasi komponen inti dan harga diatur pemerintah mendorong lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Adapun inflasi harga bergejolak pada Desember 2022 berada di angka 5,61 persen dari sebelumnya di 5,70 persen pada November. Kemudian inflasi inti berada di 3,36 persen dari sebelumnya hanya 3,30 persen di November dan harga diatur pemerintah naik jadi 13,34 persen.
Secara tahunan, lanjut Margo pada Desember 2022 seluruh kota IHK mengalami inflasi. Adapun inflasi tahunan tertinggi di Kota Baru 8,65 persen, sedangkan terendah di Kota Sorong dengan nilai 3,26 persen.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin