tirto.id - Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menilai pemerintah masih setengah hati dalam menjalankan program promotif-preventif atau upaya pencegahan penyakit.
Dia berpendapat demikian karena tercatat masih ada 110 juta kunjungan masyarakat ke Puskesmas dan Rumah Sakit selama 2018. Apalagi, jumlah pasien diabetes dan beberapa penyakit degeneratif lainnya tetap tinggi.
Timboel juga mencatat alokasi anggaran untuk upaya pencegahan penyakit hanya senilai ratusan juta saja. Menurut Timboel, kondisi tersebut ironis mengingat jumlah anggaran untuk sektor kesehatan di APBN mencapai triliunan rupiah.
"Artinya, belum ada keinginan untuk mendorong anggaran lebih untuk preventif-promotif. Seharusnya dialokasikan seperti [untuk] memfasilitasi olahraga supaya masyarakat jadi sehat," kata Timboel pada Jumat (4/1/2019).
Dia menambahkan implementasi program pencegahan penyakit juga terkendala oleh alokasi anggaran yang tidak terkoodinasi dengan baik dan tercecer di banyak intansi.
"Alokasinya juga tumpang tindih. Sehingga akhirnya targetnya tidak terpenuhi," kata dia.
Timboel mendesak pemerintah untuk mengutamakan program promotif-preventif dibandingkan kuratif atau pengobatan, sesuai amanat pasal 22 ayat 1 Perpres nomor 12 tahun 2013.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Addi M Idhom