Menuju konten utama

BPBD DKI: 8 Pohon Tumbang akibat Hujan & Angin Kencang

BMKG memprediksi fenomena cuaca ekstrem masih dapat berlangsung hingga April mendatang.

BPBD DKI: 8 Pohon Tumbang akibat Hujan & Angin Kencang
Petugas PPSU dan Sudin Pertamanan Jakarta Timur mengevakuasi pohon tumbang yang menimpa JPO Gelanggang Olahraga di Jalan Otista Raya, Jakarta, Selasa (9/11/2021). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.

tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan sebanyak delapan pohon tumbang akibat hujan disertai angin kencang yang terjadi di Jakarta pada Selasa (8/3/2022) sore.

Pertama, pohon tumbang terjadi di di Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur (depan sekolah PKP) pada pukul 16.00 WIB. Kabel PLN terdampak akibat peristiwa tersebut, namun tidak ada korban.

Kemudian kedua, terjadi di Jalan Bina Marga, Cipayung, Jakarta Timur (dekat McD Cipayung) pada pukul 16.13 WIB. Tidak ada korban jiwa dan sarana terdampak akibat peristiwa ini.

Lalu ketiga, terjadi di Jalan Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur (depan SMPN 179) pada pukul 16.13 WIB. Satu rumah terdampak akibat peristiwa tersebut, namun tidak ada korban.

Selanjutnya keempat, di Jalan Raya Kiwi, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur (dekat pabrik Indomilk) pada pukul 16.14 WIB. Tidak ada kerusakan dan korban akibat peristiwa tersebut.

Kelima, di Jalan Raya Kalimalang, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur (dekat KFC Pangkalan Jati) pada pukul 16.30 WIB. Tidak ada sarana terdampak dan korban akibat peristiwa tersebut.

Kemudian keenam, Jalan Ali No 70, Cipayung, Jakarta Timur (rest area Cipayung Kavling DKI) pada pukul 16.51 WIB. Tidak ada sarana terdampak dan korban akibat peristiwa tersebut.

Lalu ketujuh, di Jalan RA Fadillah, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur pada pukul 17.12 WIB . Tidak ada sarana terdampak dan korban akibat peristiwa tersebut.

Terakhir, di Pule RT 13/RW 4, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur (Pujasera Teras Mangga) pada pukul 17.25 WIB. Tidak ada sarana terdampak dan korban akibat peristiwa tersebut.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena cuaca ekstrem masih dapat berlangsung hingga bulan April mendatang.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menambahkan, penyebab angin kencang lantaran adanya dinamika atmosfer di Samudra Hindia wilayah Sumatera hingga Selatan Bali. Kondisi ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan sirkulasi siklonik di wilayah Jabodetabek hingga Jawa Barat.

"Berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan. Awan itu menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang hingga menyebabkan hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek," ujar Guswanto.

Keberadaan sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat tersebut selain menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang, juga menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek dengan durasi yang beragam ringan hingga lebat dalam durasi singkat seperti yang terlihat dari citra radar cuaca.

Baca juga artikel terkait POHON TUMBANG DI JAKARTA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto