Menuju konten utama

BPBD Boyolali Imbau Penambang Pasir Waspadai Banjir saat Hujan

BPBD Boyolali menyebut banjir berpotensi terjadi di pertambangan pasir seperti Kali Apu di wilayah Selo maupun Sungai Gandul yang berhulu di Gunung Merapi.

BPBD Boyolali Imbau Penambang Pasir Waspadai Banjir saat Hujan
Penambang menaikkan pasir ke dalam bak truk di aliran Kali Woro lereng Gunung Merapi, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (23/5/2018). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai banjir bandang di aliran sungai yang menjadi tempat penambangan pasir saat hujan lebat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan lebat berpeluang terjadi di wilayah Banyudono, Kemusu, Karanggede, Ampel, dan daerah penambangan pasir di Selo.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali, Widodo Munir mengimbau para penambang tradisional mewaspadai kemungkinan terjadi banjir dan longsor selama kegiatan penambangan.

Banjir berpotensi terjadi di daerah aliran sungai yang menjadi tempat penambangan pasir seperti Kali Apu di wilayah Selo maupun Sungai Gandul yang berhulu di Gunung Merapi saat hujan lebat. Kondisi tersebut bisa membahayakan keselamatan para penambang pasir.

Selain itu, daerah tempat penambangan pasir yang tanahnya labil berisiko longsor saat hujan deras turun.

"Ketika terjadi hujan jangan melakukan aktivitas, akan membahayakan para penambang sendiri. Jaga keselamatan jiwa ketika melakukan penambangan baik di sungai maupun di lahan sendiri," kata Widodo.

Dia juga menyampaikan peringatan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi bahwa Gunung Merapi statusnya masih siaga.

Masyarakat yang ada di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi, khususnya Desa Tlogolele dan Klakah di Kecamatan Selo, Boyolali, diminta mewaspadai kemungkinan gunung api itu mengalami erupsi selama musim penghujan.

Baca juga artikel terkait PRAKIRAAN POTENSI BANJIR

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan